AGAM, HARIANHALUAN.ID — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia (RI) melalui Bawaslu Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan proses pembelajaran pendalaman materi dalam bentuk diskusi luring Pendidikan Pengawas Partisipatif, Sabtu (13/12).
Kegiatan bertajuk Berfungsi dan Bergerak untuk Pemilu 2029 yang Bermartabat tersebut digelar di Kantor Bawaslu Agam dan dibuka langsung oleh Ketua Bawaslu Agam.
Anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Barat, Muhamad Khadafi, mengapresiasi antusiasme peserta Pendidikan Pengawas Partisipatif Kabupaten Agam yang tetap hadir meskipun berada di tengah suasana bencana dan kendala cuaca. Ia menyebut partisipasi dan kontribusi peserta Agam menjadi yang paling menonjol dibandingkan daerah lain.
“Di tengah suasana bencana serta kendala cuaca, peserta P2P hadir di Kantor Bawaslu Agam. Tulisan peserta P2P di Kabupaten Agam adalah yang paling tebal dari lima belas kegiatan serupa di kabupaten dan kota lainnya. Terima kasih telah membuat masukan sekian rupa untuk meningkatkan kualitas pemilu yang bermartabat,” ujar Khadafi.
Ia menjelaskan, tujuan utama Pendidikan Pengawas Partisipatif adalah memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang upaya pencegahan pelanggaran pemilu, termasuk praktik politik uang. Peserta P2P diharapkan mampu menjadi penggerak yang mengajak komunitas maupun masyarakat luas untuk ikut berperan aktif dalam pengawasan pemilu.
“Misalkan muncul pertanyaan oleh masyarakat kenapa suatu kebijakan pemerintah tidak pro rakyat. Proses itu sebenarnya terjadi semenjak pemilu, lewat pemilu kita memilih calon pemimpin serta calon legislatif. Kita harus memilih calon yang cakap, bukan berdasarkan amplop yang diberikan. Dan ini adalah salah satu bahaya politik uang,” tegasnya.
Menurut Khadafi, kualitas pemilu akan meningkat apabila upaya preventif berjalan dan terus bergerak secara berkelanjutan. “Melalui pencegahan, kita putus mata rantai politik uang,” katanya.
Pada kesempatan itu, Khadafi juga mengutip salah satu gagasan peserta P2P Kabupaten Agam yang dinilainya mencerminkan semangat pengawasan partisipatif, yakni, “Tegakkan aturan pemilu yang setegak-tegaknya.”
Sementara itu, Ketua Bawaslu Agam, Suhendra, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan sempat diundur dengan mempertimbangkan keselamatan peserta di tengah bencana yang melanda Kabupaten Agam. Ia menilai kondisi cuaca dan potensi bencana masih menjadi perhatian serius.
“Kegiatan sempat diundur menilai keselamatan peserta di tengah bencana yang terjadi di Kabupaten Agam. Bahkan hingga saat ini curah hujan masih cukup tinggi serta banyak titik rawan longsor di jalan penghubung Kabupaten Agam,” ujar Suhendra.
Ia menambahkan, Pendidikan Pengawas Partisipatif diharapkan mampu melahirkan calon-calon pengawas pemilu pada pelaksanaan Pemilu 2029 mendatang. “Kegiatan P2P akan melahirkan calon pengawas pada Pemilu 2029. Setelah mengikuti kegiatan secara daring, hari ini diskusi serta sesi pemberian materi akan disampaikan oleh seluruh anggota Bawaslu Agam dan ditutup dengan post test,” katanya.
Kepala Bagian Pengawasan Bawaslu Agam, Fadhlul Hanif, menjelaskan bahwa P2P yang diikuti oleh mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan pemuda merupakan program berskala nasional yang sebelumnya dikenal dengan nama Sekolah Kader Pengawas Partisipatif dan kini bermetamorfosis menjadi Pendidikan Pengawas Partisipatif.
“Pemilu tidak akan sukses jika hanya bertumpu pada tiga lembaga, yaitu KPU, Bawaslu, dan DKPP. Dibutuhkan pionir yang paham tentang pengawasan, paham bagaimana pelanggaran dilaporkan, dan menjadi simpul bagi setiap komunitas atau organisasi yang direpresentasikan,” ujar Fadhlul Hanif.
Dalam kegiatan tersebut, Bawaslu RI turut bergabung secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting. Pendidikan Pengawas Partisipatif di Kabupaten Agam kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh anggota Bawaslu Agam, sebelum akhirnya ditutup dengan pelaksanaan post-test dan sesi foto bersama. (*)














