Keterangan foto : Pengiriman logistik ke titik pengungsian Sopogodang, Parbotihan, Kabupaten Humbang Hasundutan, pada Senin (15/12). Sumber: BNPB. IST
SILANGIT, HARIANHALUAN.ID – Penanganan darurat bencana longsor dan banjir di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, terus menunjukkan perkembangan signifikan. Pemerintah daerah bersama BNPB, BPBD, dan unsur lintas sektor mengakselerasi pembukaan akses wilayah terdampak, pemulihan layanan dasar, serta pemenuhan kebutuhan pengungsi. Hingga Senin (15/12), progres pembukaan akses jalan menuju Desa Batu Nagodang Siatas telah mencapai sekitar 30–40 persen dengan dukungan 10 unit alat berat dari berbagai instansi.
Untuk mendukung keberlanjutan penanganan darurat, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan telah memperpanjang status Tanggap Darurat Bencana melalui SK Nomor 262 Tahun 2025 untuk periode 11–17 Desember 2025. Kebijakan ini diambil guna memastikan mobilisasi sumber daya, personel, dan logistik dapat dilakukan secara optimal di seluruh wilayah terdampak.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan dukungan sarana dan prasarana dalam penanganan dampak bencana. Sejumlah alat berat dikerahkan ke berbagai desa dan ruas jalan strategis untuk membuka akses, menangani material longsor, serta mendukung aktivitas masyarakat.
Di Desa Batu Nagodang Siatas, dua unit ekskavator milik PUTR dan satu unit dari Dinas Pertanian telah beroperasi, didukung satu unit crawler carrier dumper dari pihak swasta. Sementara itu, satu unit ekskavator Pemda ditempatkan di Desa Panggugunan, satu unit ekskavator swasta beroperasi di Dusun II Rambingan, Kecamatan Tarabintang, serta satu unit beco loader dikerahkan di Desa Parmonangan. Adapun satu unit ekskavator milik Dinas Pertanian saat ini masih dalam tahap perawatan.
Pada sektor infrastruktur jalan, Pemerintah Provinsi melalui UPT PUPR turut menurunkan satu unit loader di ruas jalan Pakkat–Tapanuli Tengah dan satu unit loader lainnya di ruas jalan Onan Ganjang–Pakkat–Tarabintang guna mendukung kelancaran akses antarwilayah.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, khususnya di lokasi pengungsian, terus dilakukan. Satu unit mobil tangki air milik BPBD dengan kapasitas 4.000 liter secara rutin menyalurkan air bersih ke Posko Pengungsian di Aula Gereja Parbotihan sebanyak dua kali sehari.
Sementara itu, pemulihan layanan vital terus berlangsung. Perbaikan jaringan listrik di seluruh desa terdampak telah mencapai 98 persen, dengan Desa Batu Nagodang Siatas masih dalam tahap pemulihan dengan progres sekitar 60 persen. Distribusi BBM dan gas LPG di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dilaporkan tetap berjalan normal, meskipun terjadi antrean di sejumlah SPBU.
Berdasarkan pemutakhiran data, bencana ini berdampak pada 2.234 kepala keluarga atau 5.678 jiwa yang tersebar di enam kecamatan dan 60 desa. Jumlah pengungsi tercatat sebanyak 1.452 jiwa, terdiri atas 289 jiwa di pengungsian terpusat dan 1.164 jiwa pengungsi mandiri. Korban jiwa hingga saat ini tercatat 10 orang meninggal dunia, satu orang dinyatakan hilang, dan lima orang mengalami luka-luka.
Kerusakan dan kerugian material meliputi rumah warga, fasilitas umum, infrastruktur jalan dan jembatan, sektor pertanian, peternakan, serta UMKM. Sejalan dengan itu, pendataan calon penerima Dana Tunggu Hunian (DTH) dan Hunian Sementara (Huntara) terus dilakukan secara terkoordinasi oleh BNPB dan BPBD, dengan data sementara sebanyak 130 calon penerima dari kategori rumah hanyut, rusak berat, dan rencana relokasi.
BNPB terus melakukan pendampingan teknis kepada BPBD Kabupaten Humbang Hasundutan, termasuk koordinasi bantuan logistik dan peralatan. Ke depan, percepatan pendataan pengungsi secara terpilah, penghitungan kerugian, serta pembukaan akses jalan menjadi fokus utama dalam mendukung transisi dari masa tanggap darurat menuju pemulihan.
Abdul Muhari, Ph.D.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Facebook: @InfoBencanaBNPB
Twitter: @BNPB_Indonesia
Instagram: @bnpb_indonesia
YouTube: BNPB Indonesia














