Rabu, 17 Desember 2025
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
HARIANHALUAN.ID UTAMA

Hentikan Siklus Maut Bencana

Editor: Atviarni
Rabu, 17/12/2025 | 09:52 WIB
ShareTweetSendShare

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Banjir bandang dan tanah longsor yang terus berulang di Sumatera Barat (Sumbar) bukan lagi sekadar bencana alam, melainkan cermin telanjang dari kegagalan negara menjalankan kewajiban dasarnya melindungi keselamatan warga.

Meski status tanggap darurat telah berkali-kali diperpanjang, nyatanya ancaman justru terus berulang, korban kembali berjatuhan, dan trauma warga semakin dalam.

Tim Advokasi Keadilan Ekologis Selamatkan Sumbar menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar bersama pemerintah kabupaten/kota masih memperlihatkan lemahnya kepemimpinan dan buruknya koordinasi dalam penanganan bencana banjir bandang dan longsor yang hingga kini belum sepenuhnya reda.

Hujan dengan intensitas tinggi yang kembali mengguyur wilayah Sumbar pada Minggu (14/12) menjadi bukti pahit. Sejumlah wilayah di Kota Padang kembali terdampak banjir bandang. Warga yang sebelumnya telah menjadi korban, kembali terjebak dalam situasi berbahaya, sebuah ironi di tengah status tanggap darurat yang masih berlaku.

“Ini bukan kejadian tak terduga. Ini kegagalan mitigasi,” kata Tim Advokasi Ekologis dalam siaran pers yang diterima Haluan, Selasa (16/12)

Dalam kerangka hukum kebencanaan, mitigasi semestinya dilakukan jauh sebelum bencana terjadi, terutama di daerah rawan. Normalisasi sungai, pembersihan saluran air, penguatan vegetasi, pengendalian sumber ancaman, hingga edukasi masyarakat adalah mandat negara.

Namun fakta di lapangan justru memperlihatkan sebaliknya, negara seolah absen, bahkan pascabencana sekalipun. Sorotan tajam mengarah pada peristiwa di Batu Busuak, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Di sana, warga terpaksa bergotong royong secara manual membentuk kembali alur sungai demi mencegah banjir susulan.

Gambar-gambar ini ramai beredar di berbagai platform media dan menjadi simbol telak dari ketidakhadiran negara dalam mitigasi risiko bencana.

Padahal, sejak 17 September 2025 Pemprov Sumbar telah menetapkan status siaga bencana. Status itu diperkuat dengan SK BPBD Nomor 300.2/1.301/BPBD-2025 pada 14 November 2025, disusul penetapan tanggap darurat pertama pada 25 November 2025 dan perpanjangan kedua hingga 22 Desember 2025. Namun, rangkaian keputusan administratif itu tak berbanding lurus dengan tindakan nyata di lapangan.

Hingga kini, pemerintah belum menunjukkan rencana mitigasi dan penanganan darurat yang jelas, terukur, dan berbasis risiko.  Posko Tanggap Darurat yang dibuka sejak 26 November 2025 di Kantor BPBD Sumbar bahkan dinilai gagal menjalankan fungsi dasarnya. Pendataan warga terdampak tidak sinkron, koordinasi antar-OPD lemah, dan edukasi kebencanaan nyaris tak terdengar.

Ironisnya, hingga pertengahan Desember 2025, pemerintah belum juga merilis data pilah resmi korban dan dampak bencana. Kekacauan data ini dinilai berpotensi menimbulkan masalah serius pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi kelak.

Akibat kelalaian itu, kelompok masyarakat sipil justru bergerak lebih cepat di sejumlah titik bencana, memenuhi kebutuhan dasar warga yang terabaikan negara.

Data sementara hingga 15 Desember 2025 mencatat 14.682 jiwa mengungsi di 113 titik, 243 orang meninggal dunia, dan masih terdapat warga yang belum dievakuasi dari wilayah rawan.

Pada 14 Desember 2025, delapan warga di Batu Busuak baru berhasil diselamatkan Tim SAR setelah kembali terjadi aliran air besar di Daerah Aliran Sungai (DAS) setempat membuktikan wilayah itu masih sangat berbahaya dan seharusnya tidak dihuni.

Rentetan bencana ekologis ini memperlihatkan ketidaksiapan pemerintahdalam mengelola risiko. Ratusan infrastruktur rusak, ratusan rumah terdampak, korban luka dan jiwa terus bertambah. Pada saat yang sama, pembiaran terhadap kejahatan lingkungan—mulai dari deforestasi hingga aktivitas ilegal—diduga kuat memperparah kerentanan ekologis daerah.

Situasi ini menjadi bagian dari notifikasi Gugatan Warga Negara (Citizen Lawsuit) yang telah disampaikan pada 10 Desember 2025. Gugatan tersebut sekaligus menjadi peringatan keras agar pemerintah pusat dan daerah tidak mengabaikan kewajiban hukumnya, terlebih di fase tanggap darurat yang berpotensi memenuhi kriteria bencana nasional.

Perwakilan Tim Advokasi Ekologis, Adrizal menegaskan bahwa negara tidak boleh menunggu korban berikutnya.

“Dalam situasi tanggap darurat, keselamatan jiwa adalah hukum tertinggi. Pemerintah seharusnya sudah melakukan pemetaan massif wilayah rawan, mitigasi risiko, dan evakuasi warga di zona berbahaya. Badan meteorologi sudah memberi peringatan cuaca ekstrem lanjutan, tetapi pemerintah masih berkutat pada rapat dan narasi,” ujarnya.

Menurut Adrizal, akar persoalan telah terjadi jauh sebelum bencana. Izin diterbitkan tanpa pengendalian, aktivitas ilegal dibiarkan, daya tampung lingkungan melemah. Sejak status siaga ditetapkan September lalu, tidak ada mitigasi serius. Saat bencana terjadi, rencana penanggulangan pun tetap kabur.

Ia juga menegaskan negara harus berhenti menjadikan pencitraan sebagai prioritas. Evakuasi dan relokasi sementara di seluruh titik rawan harus segera dilakukan. Mitigasi darurat diperkuat, edukasi kebencanaan dijalankan, dan perencanaan rehabilitasi disiapkan sejak sekarang. “Perempuan, anak-anak, dan kepala keluarga harus diselamatkan demi kemanusiaan,” ucapnya.

Tim Advokasi Ekologis memastikan tekanan hukum dan politik akan terus didorong jika pemerintah tetap abai. Gugatan, tekanan publik, dan advokasi kebijakan akan menjadi jalan. “Keselamatan warga adalah hukum tertinggi. Negara tak punya alasan untuk gagal,” ujarnya. (*)

Tags: BencanaHeadlinePilihan EditorSumbar
ShareTweetSendShare

BacaJuga

Tawa yang Kembali Pulang: Dewa, Mentari, dan Putri di Ruang Aman Huntara

Tawa yang Kembali Pulang: Dewa, Mentari, dan Putri di Ruang Aman Huntara

Rabu, 17/12/2025 | 11:48 WIB
Mendamba Orkestrasi Besar Pemulihan Bencana Sumbar

Mendamba Orkestrasi Besar Pemulihan Bencana Sumbar

Rabu, 17/12/2025 | 08:45 WIB
Saluran Air Tersumbat Permanen, Genangan Air Hiasi Ruas Jalan Nasional, Halaman Kantor OPD dan Rumah Warga di Tanjung Pati

Saluran Air Tersumbat Permanen, Genangan Air Hiasi Ruas Jalan Nasional, Halaman Kantor OPD dan Rumah Warga di Tanjung Pati

Rabu, 17/12/2025 | 08:15 WIB
Terisolasi Pasca Galodo, 14 KK Padang Landua Hanya Bertumpu pada Jembatan Pohon

Terisolasi Pasca Galodo, 14 KK Padang Landua Hanya Bertumpu pada Jembatan Pohon

Rabu, 17/12/2025 | 00:54 WIB
Andre Rosiade Salurkan 5.000 Paket Sembako untuk Korban Bencana di Pesisir Selatan

Andre Rosiade Salurkan 5.000 Paket Sembako untuk Korban Bencana di Pesisir Selatan

Rabu, 17/12/2025 | 00:42 WIB
BNPB Dorong Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatera Barat

BNPB Dorong Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatera Barat

Selasa, 16/12/2025 | 21:39 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANOPINI

Ketika Hidup Berubah Sekejap: Pelajaran dari Banjir Bandang Sumatera Barat & Pentingnya Memiliki Penghasilan yang Tetap Mengalir
OPINI

Ketika Hidup Berubah Sekejap: Pelajaran dari Banjir Bandang Sumatera Barat & Pentingnya Memiliki Penghasilan yang Tetap Mengalir

Rabu, 17/12/2025 | 16:27 WIB

SelengkapnyaDetails
Medi Iswandi

Mencari Keadilan Ekologis di Wilayah Rawan Bencana

Rabu, 17/12/2025 | 08:10 WIB
Setelah Perpanjangan Tanggap Darurat, Lalu Apa?

Setelah Perpanjangan Tanggap Darurat, Lalu Apa?

Selasa, 16/12/2025 | 15:33 WIB
Membangun Kebiasaan Konsisten Setiap Hari, Anda akan Terkejut dengan Hasilnya!

Membangun Kebiasaan Konsisten Setiap Hari, Anda akan Terkejut dengan Hasilnya!

Selasa, 16/12/2025 | 12:55 WIB
Peran Krusial Hukum Administrasi Negara

Peran Krusial Hukum Administrasi Negara

Senin, 15/12/2025 | 15:50 WIB

HALUANTERPOPULER

  • Hendrajoni Lantik Wendi sebagai Direktur PDAM Tirta Langkisau, Targetkan Perubahan Nyata Layanan Air Minum

    Hendrajoni Lantik Wendi sebagai Direktur PDAM Tirta Langkisau, Targetkan Perubahan Nyata Layanan Air Minum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masuk Final 9 Peserta, Payakumbuh Targetkan Masuk Lima Besar MTQ Sumbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bung Dede Kurnia Esysa Resmi Dilantik, Kader GMNI Pasaman Tembus Kepengurusan DPP

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • RKP 2026 Disahkan, Kapalo Hilalang Perkuat Arah Pembangunan dan Kesiapsiagaan Bencana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pisah Sambut Dandim 0305/Pasaman, Bupati Pasbar Yulianto Ungkap Rencana Pembangunan Batalyon Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  [email protected]

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • PADANG, HARIANHALUAN.ID — Hunian sementara (Huntara) di Rumah Khusus, Kecamatan Koto Tangah merupakan tempat berteduh sementara bagi korban banjir. Huntara itu hanyalah bagian awal dari proses pemulihan pascabenaca jangka panjang.

Setelah ini, Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui pemerintah pusat akan membangun hunian tetap (huntap) bagi korban banjir yang terdampak. Saat ini, Pemko Padang telah memiliki sekitar 3,5 hektare lahan yang siap dijadikan lokasi huntap tersebut.

Kepala Dinas Pertanahan Kota Padang, Desmon Danus mengatakan bahwa ada sekitar 3,5 hektare lahan yang tersebar di tiga lokasi. “Ketiga lahan itu berada di Kecamatan Koto Tangah. Seperti di Bumi Perkemahan di Air Dingin, Balai Gadang. Kemudian di Desaku Menanti di Air Dingin, Balai Gadang, serta di belakang Kantor Camat Koto Tangah, ” ujarnya.

Selengkapnya di link https://www.harianhaluan.id/baca/147169/35-hektare-lahan-di-kota-padang-bakal-dijadikan-hunian-tetap/
  • AGAM, HARIANHALUAN.ID — Jorong Padang Landua, Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, hingga kini masih terisolasi. Galodo yang melanda kawasan perbukitan tersebut bukan hanya merusak, tetapi memutus satu-satunya akses penghubung antara Padang Landua Hilia dengan Kampuang Lua.

Jembatan permanen yang menjadi urat nadi warga hancur diterjang galodo. Upaya warga membangun jembatan darurat pun tak berumur panjang. Dua kali didirikan, dua kali pula dihantam galodo susulan berskala kecil yang datang nyaris setiap hujan deras mengguyur kawasan pedalaman Agam itu.

Selengkapnya di link https://www.harianhaluan.id/baca/147408/terisolasi-pasca-galodo-14-kk-padang-landua-hanya-bertumpu-pada-jembatan-pohon/

Follow Us

  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

HarianHaluan.id © 2025.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © 2025.