JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 menggunakan mobil listrik menuntut kecermatan pengendara, terutama dalam hal perencanaan perjalanan dan pengelolaan energi secara disiplin agar perjalanan tetap aman dan lancar.
“Mudik menggunakan mobil listrik memiliki tantangan, ini jelas menuntut perubahan paradigma menuju perencanaan yang presisi secara digital,” ujar pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu, Senin (22/12/2025).
Yannes menegaskan bahwa tantangan utama mudik dengan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bukan hanya jarak tempuh, melainkan kesiapan strategi sejak sebelum berangkat. Perencanaan presisi berbasis digital menjadi langkah awal yang tidak bisa ditawar.
Pertama-tama pemudik perlu memetakan lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dari kota asal hingga tujuan dengan cermat melalui aplikasi pendukung. Penentuan rute sebaiknya memprioritaskan jalur yang memiliki fasilitas DC fast charging (pengisian daya cepat) untuk mempersingkat waktu pengisian daya di tengah perjalanan.
Selain perencanaan rute, strategi pengisian daya yang disiplin juga menjadi kunci kelancaran mudik. Yannes menyarankan pengendara tidak menunggu baterai hingga habis total.
Pengisian ulang ideal dilakukan saat kapasitas baterai berada di kisaran 20–30 persen dan dihentikan di angka 80 persen ketika singgah di rest area, demi efisiensi waktu perjalanan.
Pengelolaan energi tersebut perlu didukung dengan gaya berkendara yang hemat. Penggunaan mode Eco (hemat energi), pemanfaatan fitur regenerative braking secara maksimal, serta menjaga kecepatan konstan.














