PADANG, HARIANHALUAN.ID—Keluhan masyarakat korban bencana galodo di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, terkait sulitnya mendapatkan solar untuk mengoperasikan alat berat di tengah kondisi darurat, mendapat respons dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar).
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar menegaskan, dukungan BBM untuk penanganan bencana di kawasan salingka Danau Maninjau telah disiapkan dan diperkuat melalui mekanisme resmi ke pemerintah pusat.
Kepala Dinas ESDM Sumbar, Helmi Heriyanto menyatakan bahwa pihaknya telah menyiagakan tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk menopang kebutuhan penanganan bencana di wilayah tersebut.
“Untuk mendukung penanganan bencana di kawasan salingka Danau Maninjau, kami menyiagakan SPBU Bawan, Lubuk Basung, dan SPBU Maninjau,” ujar Helmi kepada Haluan, Senin (29/12)
Ia menjelaskan, Pemprov Sumbar juga telah secara resmi mengajukan permohonan tambahan alokasi BBM bersubsidi, khususnya minyak solar, kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) guna mendukung operasional alat berat dalam penanganan bencana.
Permohonan itu dituangkan dalam surat resmi yang dikirimkan pemerintah daerah (pemda), sebagai bentuk respons atas kondisi lapangan dan masih berlangsungnya status tanggap darurat di sejumlah kabupaten terdampak.
Dalam surat tersebut, Pemprov Sumbar menekankan bahwa kebutuhan BBM dimaksud digunakan secara khusus untuk kegiatan penanggulangan bencana, mulai dari evakuasi, pembersihan material, hingga pembukaan akses wilayah terdampak.
Surat balasan dari BPH Migas sendiri pada prinsipnya memberikan dukungan terhadap kebutuhan BBM untuk penanganan bencana, dengan pelaksanaan teknis yang akan dikoordinasikan bersama Pertamina Patra Niaga sebagai badan usaha penugasan.
Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab membenarkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di salingka Danau Maninjau kembali dilanda banjir bandang atau galodo, menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut secara terus-menerus.
“Memang dalam tiga hari terakhir hujan cukup intens. Sejumlah wilayah kembali terdampak galodo. Namun alhamdulillah tidak ada penambahan korban jiwa. Jumlah pengungsi juga masih sama,” kata Ilham.
Ia tidak menampik bahwa di lapangan sempat terjadi kesulitan mendapatkan BBM solar untuk kebutuhan alat berat, sebagaimana dikeluhkan masyarakat. Namun, kondisi tersebut langsung ditindaklanjuti oleh Pemprov Sumbar.
“Kemarin memang sempat ada kesulitan BBM di lapangan. Tapi Pemprov Sumbar melalui Dinas ESDM sudah menyurati BPH Migas. Suratnya sudah keluar sejak hari Minggu kemarin,” katanya.
Ilham menambahkan, meskipun status tanggap darurat bencana di tingkat provinsi telah berakhir sejak 22 Desember lalu, Kabupaten Agam masih menetapkan status tanggap darurat. Kondisi inilah yang menjadi dasar pengajuan kemudahan distribusi solar subsidi untuk keperluan penanganan bencana.
“Oleh karena itu, Pemprov Sumbar menyurati BPH Migas untuk meminta kemudahan, khususnya solar subsidi bagi alat berat yang bekerja melakukan pembersihan material dan evakuasi,” ujarnya.
Terkait mekanisme pembelian solar untuk alat berat, Ilham menegaskan bahwa prosedurnya telah diatur dan relatif sederhana. Masyarakat atau pihak pelaksana di lapangan hanya perlu melengkapi administrasi dasar.
“Cukup membawa sepucuk surat keterangan dari Posko atau Kalaksa BPBD yang menyatakan bahwa BBM tersebut memang dibutuhkan untuk penanggulangan bencana,” kata Ilham.
Ia berharap, dengan dukungan BBM yang lebih terjamin dan mekanisme yang jelas, proses evakuasi serta pembersihan material galodo di kawasan salingka Danau Maninjau dapat berjalan lebih cepat, sekaligus meminimalkan risiko lanjutan bagi warga yang masih berada di wilayah rawan bencana. (*)














