PADANG, HARIANHALUAN.ID — Masyarakat dan semua stake holder terkait perlu ambil peran dalam upaya melindungi gajah Sumatra dari ancaman kepunahan. Selain itu edukasi dan sosialisasi perlu terus dimasifkan untuk mencegah terjadinya konflik gajah dengan masyarakat.
Pesan itu disampaikan Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ardi Andono menyikapi kemunculan satu ekor gajah Sumatra yang dilaporkan sempat merusak satu buah pondok di ladang masyarakat yang ada di Nagari Padang Tarok, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung Jumat (10/3) lalu.
“Tim sudah berada di lokasi sejak dua minggu yang lalu. Pengusiran telah dilakukan dengan menggunakan meriam karbit, kami mengimbau agar jangan diburu dan disakiti. Karena gajah adalah hewan dilindungi dan merupakan aset berharga bagi Sumbar,” ujarnya kepada Haluan melalui keterangan tertulis Senin (13/10).
Untuk mencegah terjadinya konflik gajah dengan masyarakat, Ardi mengimbau masyarakat untuk memindahkan logistik makanan warga yang berada di pondok-pondok sawit, serta memindahkan sabun, detergent dan lainnya yang memiliki bau yang wangi.
Kemudian, masyarakat yang berada di sekitar hutan, juga diminta untuk menggiatkan patroli serta menyalakan meriam karbit secara teratur, atau menyalakan api unggun pada malam hari. “Bisa juga dengan menyiapkan anjing penjaga di Pondok pada malam hari serta dengan tetap mengedepankan koordinasi dengan BKSDA Sumbar dan perangkat pemerintahan daerah setempat,” tutupnya. (fzi)














