PASBAR, HARIANHALUAN.ID — Prevalensi stunting di Kabupaten Pasaman Barat saat ini berada pada angka 35,5 persen. Jika melihat dari status gizi di Indonesia maka prevalensi stunting Pasbar ini masih tinggi.  Namun, prevalensi stunting itu bisa diturunkan jika semua pihak saling bahu membahu dan memiliki perhatian yang tinggi terhadap stunting.
Khusus untuk Kabupaten Pasaman Barat, Ketua TP-PKK, Titi Hamsuardi sebagai ketua merasa bertanggung jawab untuk mengajak semua kalangan, pemangku kepentingan terkait, dan seluruh lapisan masyarakat untuk memperhatikan kasus stunting ini, karena kasus stunting itu merupakan persoalan nasional hingga ke daerah.
Di Kabupaten Pasbar, ada 11 kecamatan dan 90 nagari. Selain itu, ada 71 nagari yang telah dimekarkan. Sehingga total nagari di bumi mekar tuah Basamo itu sebanyak 90 nagari. “Artinya ada 90 nagari yang akan menangani stunting ini. Sebab, persoalan stunting tidak bisa satu pihak saja yang melakukannya,”ujar Titi Hamsuardi kepada Haluan, akhir pekan kemarin.
Ia berpesan kepada Pj wali nagari dan memerintahkan ketua PKK nagari agar membina nagari masing-masing dan melaksanakan tugas serta tanggung jawab menuntaskan permasalahan yang dihadapi, seperti stunting,
“Kepada semua Bapak/Ibu penjabat wali nagari yang baru saja dilantik, tugas sudah menanti di depan mata. Stunting kita pada angka 35,5, artinya dari 100 bayi ada 35 yang stunting. Mari berjuang agar anak-anak kita tidak lahir dengan kondisi stunting. Angka kemiskinan kita yang diperkirakan 24 ribu, artinya masih menjadi kerja dan PR kita semua. Begitu juga dengan pengendalian inflasi, yang dicanangkan dengan menanam bawang, cabai, dan sayur-mayur,” ucapnya.
Melalui PKK inilah, kata Titi, masyarakat berperan aktif untuk menurunkan stunting. Melalui pengaktifan dasawisma di nagari dan jorong, dan dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur mayur.














