BUKITTINGGI, HARIANHALUAN,ID —Tantangan pengawasan keamanan aneka produk obat dan pangan yang beredar di pasaran serta dikonsumsi masyarakat di era digital kian kompleks dan beragam. Perlu sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk menciptakan masyarakat sadar keamanan obat dan pangan.
Hal itu menjadi landasan disepakatinya penandatanganan MoU kerjasama 4 poin rencana aksi antara Program Studi (Prodi) Farmasi Universitas Muhammad ( UM) Natsir YARSI Bukittinggi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Padang Kamis (5/10) lalu.
Turut diselenggarakan saat itu kuliah pakar bertajuk ‘Tantangan Pengawasan Obat dan Makanan di Era Digital’ yang diisi langsung Kepala Balai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang Drs, Abdul Rahim, Apt, M.Si selaku narasumber.
Rektor UM Natsir Bukittinggi, Afridian Wirahadi Ahmad, SE, M.Sc, CA. mengatakan, dalam jangka waktu lima tahun kedepan, BPOM Padang bersama UM Natsir Bukittinggi khususnya Program Studi (Prodi) Farmasi, sepakat menjalankan 4 program remcana aksi bersama.
“Yatu program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Melalui Sadar Pangan Aman (Germas-SAPA), Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) obat dan makanan, Penelitian pengkajian pengembangan obat makanan dan palatihan atau workshop kegiatan pendidikan,” ujarnya kepada Haluan Minggu (8/10).
Tokoh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Isalam (KAHMI) Sumbar ini menegaskan, UM Natsir Bukittinggi selaku perguruan tinggi perlu ambil bagian dalam upaya mengawasi, mengembangkan dan melakukan penelitian terkait keamanan produk obat dan pangan.














