Kita lihat bagaimana Nayla yang awalnya berawal dari preman jalanan merampok taksi hingga menjadi pegawai pasang lampu diskotek, kemudian menjadi penari diskotek dan hingga akhirnya menjadii seorang penulis novel terkenal.
Nayla menjadikan luka- lukanya sebagai penguatan untuk cerminan realitanya. Bagaimana dia merenungi atas semua yang terjadi hingga akhirnya dia bisa menjadi seorang penulis novel terkenal.
Hal ini saya menanggapi bahwa tidak selamanya seseorang berada dalam keterpurukan luka- luka masa lalu, seberat apapun luka dan pahitnya kehidupan masa lalu dari sanalah kita bisa belajar banyak hal, bagaimana dari luka- luka itu kita bisa bangkit dan tetap kuat menghadapi kehidupan kedepannya.
Menurut saya luka – luka yang dihadapi oleh Nayla itu sangat kompleks dan beragam, tetapi banyak hikmah besar yang ada dibalik kehidupan masa masa lalunya sehingga dia bisa memantulkan luka itu menjadi cerminan untuk masa depannya.
Hanya saja tergantung bagaimana kita menjadikannya untuk masa depan kita. Meskipun novel ini bagi saya mengandung beberapa adegan vulgar yang mungkin tidak cocok untuk semua kalangan khususnya anak kecil tetapi novel ini sangat disarankan bagi pecinta dunia sastra khususnya tema – tema tabu seperti seksualitas, kekerasan dan ketidakadilan.
Salah satu pesan penting dalam novel ini bagi saya adalah bagi siapapun yang mempunyai nasib seperti tokoh Nayla jangan pernah menyarah menghadapi kehidupan, karena dibalik suatu kejadian banyak hikmah yang terkandung di dalamnya.
Kita berhak atas keputusan yang kita ambil untuk menjalani kehidupan kita tanpa harus mendengarkan siapapun.










