Satu hal yang penting, pada akhirnya tidak bisa kita salahkan para tokoh novel Nayla memiliki karakter paling jahat, keji, kasar, nakal, keras kepala, dan hal-hal yang negatif, tetapi bagaimana kita sebagai pembaca bisa memetik pelajaran untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Kita sebagai pembaca harus melihat dulu apa tujuan penulis dibalik peran tokoh utama, kita juga harus memahami apa maksud dari novelnya jangan hanya melihat pesan tersurat tapi pahami makna terdalam yang ada di balik setiap ceritanya.
Di situlah peran penting kita sebagai seorang pembaca. Secara keseluruhan novel ini sangat bagus karena temanya bermutu dan berbobot. Saya sangat mengapresiasi Djenar Maesa Ayu karena karya-karyanya yang secara terang – terangan dan berani.
Gaya penulisan dalam novel ini lugas, tajam dan sederhana. Meskipun Karya-karyanya sering memicu kontroversi, tetapi juga mendapatkan pujian yang sangat ramai di perbincangkan sastra karena keberaniannya dalam mengeksplorasi isu-isu sensitif yang mungkin beberapa penulis tidak berani secara terang-terangan seperti Djenar.
Novel ini memang memiliki keberanian dalam mengangkat isu-isu tabu, sayangnya kurang direkomendasikan karena beberapa alasan. Pertama, penggambaran karakter Nayla yang sentral dalam cerita terasa kurang mendalam.
Selain itu, alur cerita yang terkesan linier dan minim konflik internal yang kuat membuat narasi terasa datar dan kurang menggugah. Kedua, penggunaan bahasa yang vulgar dan eksplisit dalam penggambaran adegan-adegan seksual tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan karakter atau tema cerita.
Terdapat beberapa halaman yang khusus membahas tentang seksualitas hal inilah yang menjadikan novel ini tidak direkomendasikan untuk anak – anak. (*)










