Menurut Naini, keunggulan taktis menjadi kunci keberhasilan serangan ini, terutama dalam hal pemilihan jenis rudal, penentuan prioritas target, serta penggunaan sistem panduan mutakhir yang mampu menembus sistem pertahanan berlapis milik Israel.
Gelombang ke-19 juga sudah dimulai pada Minggu dini hari, dengan peluncuran drone kamikaze yang menyasar wilayah mulai dari utara Galilea hingga Gurun Negev. Strategi bertahap ini, lanjut Naini, dimaksudkan untuk menguras kapasitas pertahanan dan membuat Israel kesulitan menebak serangan berikutnya.
IRGC menyebut operasi ini sebagai bentuk pembalasan atas rangkaian serangan Israel yang terjadi sejak 13 Juni lalu. Serangan tersebut telah menyebabkan ratusan korban jiwa di pihak Iran, termasuk pejabat militer, ilmuwan nuklir, serta lebih dari 430 warga sipil tewas dan 3.500 lainnya terluka, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Iran. (*)














