Dalam hal menjalin persahabatan, Pemerintah Provinsi Rakyat Yunnan nampaknya benar-benar mengamalkan pepatah klasik Tiongkok, “Seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak”. Karena itulah, mereka terus berusaha mencari kawan dan menjalin persahabatan dengan sebanyak-banyaknya negara, daerah dan kota di seluruh dunia. Sejak pertama kali, bulan November 1981, Kota Kunming menjalin kerja sama “Kota Bersaudara” dengan Kota Fujisawa (Jepang), hingga kini Provinsi Yunnan sudah membentuk kerja sama kota bersaudara (friendship cities) dengan 116 kota/provinsi dari 37 negara di lima benua.
Kebanyakan kerja sama persahabatan adalah antara Kota Kunming dan kota-kota penting Yunnan lainnya seperti Lijiang, dengan kota-kota di luar Tiongkok dari 37 negara. Kabarnya, sudah ada dua kota di Indonesia yang meneken kerja sama dengan Kunming, yaitu Kota Denpasar (Bali) dan Kota Bandung (Jawa Barat).
Sementara untuk kerja sama di level provinsi (sister province), baru beberapa provinsi saja di luar Tiongkok yang telah bekerja sama dengan Yunnan. Di antaranya Sarawak (Malaysia) dan beberapa provinsi di Thailand dan Vietnam. Di sisi lain, Yunnan bahkan telah menjalin kerja sama langsung dengan negara di luar negeri, yakni Maldives dan Bangladesh. Bila berhasil diwujudkan, insya Allah, kerja sama Provinsi Bersaudara Yunnan-Sumbar adalah yang pertama dari Indonesia.
Berdasarkan naskah “pernyataan kehendak” yang telah ditandatangani, kedua provinsi sepakat akan mengembangkan kerja sama di bidang pertanian dan perdagangan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan, energi dan sumber daya alam, serta industri kreatif. Disampaikan Gubernur Mahyeldi dalam sambutan pada kesempatan tersebut, bahwa niat baik yang menjadi dasar kerja sama kedua provinsi adalah adanya banyak kesamaan di antara keduanya. Yunnan dan Sumbar sama-sama diberkahi alam yang subur, keberagaman etnis dan budaya, serta potensi besar di bidang pertanian, pariwisata, pendidikan, perdagangan, dan sumber daya alam.
Selain kesamaan yang disebutkan, antara Yunnan dengan Indonesia dan Minangkabau (Sumbar) khususnya juga terdapat sejumlah persamaan. Salah satunya yang banyak disebut selama ini adalah soal asal-usul nenek moyang. Salah satunya adalah yang disebut Teori Yunnan. Menurut teori ini, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunnan, Tiongkok bagian barat daya.
Teori Yunnan pertama kali muncul karena adanya kemiripan dalam bahasa dan artefak yang ditemukan di Indonesia dengan daerah Yunnan. Pendukung utama teori ini adalah H. Kern, arkeolog R. Von Heine Geldern, dan Mohammad Ali dari Indonesia. Mereka mengemukakan bahwa bukti yang ada menunjukkan kesamaan bahasa, alat-alat kebudayaan, dan migrasi manusia dari Yunan menuju kepulauan Indonesia.














