PADANG, HARIANHALUAN.ID – Dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnya menjadi penopang hidup bagi warga yang membutuhkan, justru mengalir ke meja judi online. Fenomena miris ini membuka tabir persoalan yang lebih dalam, salah sasaran penerima, lemahnya pengawasan hingga perilaku konsumtif yang mengikis tujuan mulia bansos.
Penyalahgunaan dana bantuan sosial (bansos) oleh penerima untuk bermain judi online dinilai perlu dicermati dari berbagai aspek. Pengamat sosial sekaligus Dosen Sosiologi Universitas Andalas (Unand), Fachrina, menyebut persoalan ini tidak bisa dilepaskan dari masalah ketepatan sasaran penerima bantuan.
Menurut Fachrina, fakta di lapangan menunjukkan masih ada penerima bansos yang seharusnya tidak berhak mendapatkan bantuan. “Ada aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN, bahkan dokter yang tercatat memiliki rekening penerima bansos. Kelompok ini diasumsikan relatif tidak membutuhkan dana bansos untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” ujarnya kepada Haluan, kemarin di Padang.
Dana yang diterima kelompok ini, lanjutnya, kerap digunakan untuk keperluan konsumtif, hiburan, bahkan judi online. “Tidak semua penerima bansos memandang bantuan tersebut sebagai penopang ekonomi di masa sulit. Sebagian justru menganggap bansos sebagai uang ‘enak’ yang didapat tanpa bekerja keras,” katanya.
Fachrina menegaskan, persepsi ini membuat sebagian penerima menjadikan bansos sebagai sumber dana instan yang mudah dihabiskan untuk kesenangan pribadi. Hiburan pun menjadi prioritas, termasuk aktivitas berisiko seperti judi online. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada kelompok mampu, tetapi juga pada sebagian masyarakat miskin penerima bansos.
“Mereka menganggap bansos bisa digandakan lewat jalan pintas. Judi online menjadi pilihan cepat, meskipun berisiko tinggi dan berpotensi menambah beban ekonomi,” katanya.
Selain faktor mentalitas, kemudahan akses ke platform judi online juga memperparah keadaan. “Hampir semua kalangan kini dapat dengan mudah mengakses permainan itu, baik melalui ponsel maupun perangkat lain. Kemudahan ini menjadi faktor pendorong bagi penerima bansos yang sudah memiliki niat atau rasa penasaran,” tuturnya.














