Lebih lanjut, ia menekankan bahwa untuk jangka pendek, fokus utama adalah memastikan tidak ada lagi sampah yang tercecer, masuk ke TPS liar, dibakar di rumah, atau dibuang sembarangan ke laut maupun sungai. Langkah tersebut menjadi syarat mutlak dalam penilaian Adipura.
Terkait indikator penilaian, Fuad menegaskan bahwa pengelolaan sampah adalah faktor kunci yang akan menentukan perolehan nilai.
Untuk itu, pihaknya mendorong kolaborasi dengan berbagai stakeholder, mulai dari bank sampah, penggiat maggot Black Soldier Fly (BSF), sektor informal pengepul sampah organik, hingga dunia industri. Dukungan dari perusahaan seperti PT Semen Padang dan PT Pegadaian melalui dana CSR juga dinilai sangat membantu.
“Saat ini nilai sementara Kota Padang berada di angka 66,25. Target kita adalah naik signifikan agar bisa meraih Piala Adipura tahun ini, bahkan melangkah ke Adipura Kencana dengan nilai minimal 85. Faktor kuncinya tetap satu: semua sampah harus terkelola,” tegasnya. (*)














