AGAM, HARIANHALUAN.ID – Kasus stunting di Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam pada tahun 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Presentase angkat stunting di Kecamatan Sungai Pua masih di bawah target nasional.
”Alhamdulillah, angka kasus anak stunting di Kecamatan Sungai Pua hanya 8 persen, masih dibawah target nasional sebesar 14 persen. Kasus stunting di Sungai Pua berjumlah 126 orang dari sebelumnya 131 orang. Berarti ada penurunan kasus stunting sebanyak 5 orang,” kata Camat Sungai Pua, Susi Karmila AS, SH ketika memberikan sambutan pada kegiatan sosialisasi program bangga kencana bersama mitra kerja yang digelar Perwakilan BKKBN Sumbar bekerjasama dengan anggota Komisi IX DPR RI di SDN 08 Padang Lawas Kecamatan Sungai Pua, Jumat (29/8/2025).
Susi menjelaskan, untuk menurunkan angka stunting telah dilakukan kegiatan lokakar stunting setiap bulann yang diikuti para pendamping keluarga, walinagari, tim pengerak PKK. Selain itu, juga dilakukan program Gerakan Nasional Orang Tua Cegah Stunting (Genting).
”Alhamdulillah, dua program tersebut telah kita jalankan, walaupun baru permulaan namun telah menunjukkan hasil menurunkan angka stunting. Dan banyak lagi program yang dilaksanakan puskesmas selaku pengurus Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kecamatan,” ujar Susi.
Menurut Susi, orang tua yang memiliki Balita stunting jangan berkecil hati, Sebab stunting adalah gagal tumbuh kembang anak yang terjadi pada anak di bawah usia lima tahun. Stunting dapat dicegah melalui pemenuhan gizi yang optimal sejak masa kehamilan dan seribu hari pertama kehidupan anak melalui ASI ekslusif.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama yang hadir secara daring mengatakan Presiden Prabowo baru baru ini telah menaikkan status Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
”Kementrian ini adalah kementerian strategis menuju Indonesia Emas pada tahun 2045. Pada tahun 2045 mendatang diharapkan generasi sekarang ini dapat memberikan sumbangsih kepada bangsa, negara dan agama,” kata politisi Partai Gerindra.
Ade melihat, angka stunting di Sumbar berfluktuatif atau naik turun, dan tidak mudah melakukan percepatan penurunan angka stunting. Bila masih terdapat anak stunting di Kab. Agam maka sulit bagi anak tersebut untuk dapat tumbuh secara sehat dan perkembangan.
”Anak stunting disebabkan kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun meliputi asupan gizi ibu dan anak yang tidak mencukupi serta buruknya kualitas pangan,” tutur Ade.
Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Dedi Agustanto mengatakan untuk menciptakan generasi emas perlu direncanakan usia menikah dan program hamil agar anak anak stunting tidak terjadi. Asupan gizi yang seimbang dapat mencegah anak stunting.
”Bagi calon ibu dan bapak perlu diperhatikan asupan gizi anak agar generasi yang dilahirkan lebih baik dari orang tuanya,” katanya.
Selain itu, penormalan Hemoglobin (Hb) merupakan protein kaya gizi yang terdapat dalam sel darah merah. Kadar Hb yang normal sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan fungsi organ secara optimal.
Berikutnya, menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari asap rokok. Sebab ibu hamil dan menyusui sangat rentan terhadap asap rokok. ”Akses air minum bersih dan dimasak mampu mencegah anak stunting. Dan terakhir kondisi jamban yang layak dan mempunyai septic tank,” ungkapnya.
Hadir sebagai narasumber Direktur Bina Peran Serta Masyarakat Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga BKKBN RI, Ratna Juita Razak, Kadis Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Agam Surya Wendri, Kapolsek Banuhampu AKP. Saherman, Danramil Banuhampu, Kapten Chairul Muhammad, Kepala Puskesmas Sungai Pua dr. Andi Suhendro.(*).














