Dengan keterlibatan perangkat desa, koperasi diyakini akan berjalan lebih transparan, akuntabel, dan mampu menyalurkan dana tepat sasaran.
“Kami ingin pengawasan internal lebih kuat agar manfaat koperasi benar-benar dirasakan warga,” jelas Alyendra.
Ia mengungkapkan bahwa besaran modal koperasi bervariasi, disesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan usaha.
Setiap koperasi diperkirakan akan memperoleh modal pinjaman dari Rp1 miliar hingga Rp3 miliar per tahun melalui bank penyalur yang ditunjuk pemerintah.
“Dengan modal ini, diharapkan koperasi dapat mengembangkan unit usaha yang lebih produktif dan berkelanjutan,” katanya.
Alyendra juga menegaskan bahwa koperasi ini tidak berdiri sendiri, melainkan akan berkolaborasi dengan program Satu Rumah Satu Industri yang digagas Pemko Pariaman.














