“Ke depan, pola ini akan terus diperkuat. Dalam waktu dekat, kita bahkan akan turun langsung ke masyarakat dengan menyasar rumah ibadah. Tiga titik yang akan kita datangi adalah masjid dan musala di Kecamatan Kuranji, tepatnya di Kelurahan Kuranji, Korong Gadang, dan Gunung Sarik. Kita berupaya agar sosialisasi bisa menjangkau hingga ke tingkat kelurahan,” ucapnya.
Selain melalui tatap muka, katanya, Damkar Kota Padang juga memanfaatkan media sosial yang kini tengah digandrungi berbagai kalangan. Platform digital itu dijadikan saluran untuk menyebarkan informasi dan edukasi secara lebih luas.
Pihaknya juga terus melakukan pendataan terhadap sistem proteksi kebakaran yang ada di masyarakat maupun di tempat-tempat keramaian. Objek yang masuk pendataan antara lain kafe, rumah makan, hingga hotel. Tujuannya, memastikan sistem proteksi yang ada pada bangunan tersebut sudah layak atau belum.
“Kita juga melakukan pengecekan terhadap kelayakan proteksi kebakaran di berbagai objek publik. Hal ini penting untuk meminimalisir risiko, apalagi di tempat yang ramai dikunjungi masyarakat,” katanya.
Saat ini, sambungnya, Damkar Kota Padang memiliki enam pos dengan 14 armada dan 140 personel. Meski sarana dan prasarana dinilai memadai, jumlah tersebut belum mencukupi jika dibandingkan dengan luasnya wilayah kota dan tingginya tingkat kerawanan kebakaran. Untuk itu, pihaknya merencanakan penambahan dua pos baru di kawasan Lubuk Begalung dan Aie Pacah.
“Pos utama kita berada di Jalan Rasuna Said. Sementara enam pos lainnya tersebar di beberapa titik, yakni di Kuranji, Padang Selatan, Lubuk Buaya, Belimbing, Pasar Raya dan Bungus. Kehadiran pos-pos ini bertujuan agar petugas lebih cepat menjangkau lokasi kejadian. Namun karena kebutuhan semakin meningkat, dua pos tambahan sudah dalam perencanaan,” kata Sutan Hendra.














