KATHMANDU, HARIANHALUAN.ID – Dari jalanan hingga layar Discord, gelombang protes generasi muda Nepal akhirnya melahirkan sebuah kejutan politik. Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung berusia 73 tahun, resmi dilantik sebagai Perdana Menteri sementara Nepal.
Dalam pidato publik perdananya pada Minggu (14/9/2025), Karki bersumpah mengakhiri korupsi dan memperbaiki ekonomi Negeri Himalaya itu. “Kita harus bekerja sesuai dengan pemikiran generasi Gen Z,” ucap Karki, menggaungkan aspirasi demonstran muda yang menjadikan dirinya sebagai simbol perlawanan terhadap rezim lama.
Karki menekankan bahwa tuntutan utama dari gelombang protes adalah penghapusan praktik korupsi, tata kelola pemerintahan yang bersih, serta terciptanya kesetaraan ekonomi. “Yang dituntut kelompok ini adalah pengakhiran korupsi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan kesetaraan ekonomi. Anda dan saya harus bertekad untuk memenuhinya,” ucapnya.
Penunjukan Karki terjadi setelah kerusuhan paling mematikan sejak berakhirnya perang saudara 2008. Kompleks Pemerintahan Singha Durbar sempat dilanda kebakaran, sementara bentrokan pecah di berbagai titik. Kepala Sekretaris Pemerintah, Eaknarayan Aryal, mengonfirmasi jumlah korban tewas telah mencapai 72 orang dengan 191 lainnya luka-luka.
Dalam pernyataannya, Karki juga mengheningkan cipta satu menit untuk mengenang para korban.
Yang mengejutkan, ribuan aktivis Gen Z menggunakan aplikasi Discord untuk “memilih” Karki sebagai perdana menteri. Ia sendiri mengaku tak berniat memimpin. “Dalam situasi yang saya hadapi ini, saya tidak ingin berada di sini. Nama saya dibawa dari jalanan,” ujarnya.
Penunjukan Karki disebut hasil kompromi alot antara Panglima Angkatan Darat Nepal Jenderal Ashok Raj Sigdel, Presiden Nepal Ram Chandra Paudel, serta perwakilan gerakan pemuda.














