Rabu, 31 Desember 2025
harianhaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
harianhaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
HOME UTAMA

Kolaborasi ALKO dan Mitra dari Jepang; Luncurkan Studi Kelayakan Dekarbonisasi Rantai Pasok Kopi dan Rempah

Editor: Atviarni
Selasa, 21/10/2025 | 19:36 WIB
ShareTweetSendShare

KERINCI, HARIANHALUAN.ID — Langkah besar menuju pertanian berkelanjutan dan ekonomi hijau kembali lahir dari lereng Gunung Kerinci. Koperasi Produsen Petani Alam Korintji (ALKO) bersama mitra Jepang, Saka no Tochu Co., Ltd, mendapat dukungan pemerintah Jepang melalui Ministry of Economy, Trade and Industry (Japanese Government) – METI (kementrian Perdagangan Jepang) meluncurkan studi kelayakan dekarbonisasi rantai pasok kopi dan rempah di Kabupaten Kerinci, Jambi yang bertempat di Koperasi Alam Korintji, Senin (20/10).

Acara peluncuran resmi ini dihadiri langsung oleh Bupati Kerinci, Monadi ,S.Sos,.M.Si, yang memberikan dukungan penuh terhadap upaya menjadikan Kerinci sebagai sentra “Kopi Ramah Karbon” pertama di Indonesia.

Kegiatan ini sekaligus menandai pengiriman ekspor kulit manis (cinnamon) dari Kerinci ke Kobe, Jepang, menggunakan sistem traceability berbasis blockchain yang transparan dan berorientasi pada pengurangan emisi karbon.

Dalam sambutannya, Bupati Kerinci, Monadi, menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang diinisiasi oleh Koperasi ALKO bersama mitra internasional. Beliau menegaskan pentingnya kegiatan ini bagi pengembangan ekonomi daerah dan keberlanjutan lingkungan.

“Kami menginginkan agar kegiatan ini dapat memberikan dukungan nyata bagi peningkatan nilai tambah kopi Kerinci yang sudah dikenal luas, serta mendorong studi-studi serupa agar terus berkembang,” ujar Bupati Kerinci.

“Kami juga mendorong kerja sama dengan universitas agar mampu menghasilkan benih asli Kerinci yang unggul dan sesuai karakter wilayah kita.”

Bupati menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mendukung langkah-langkah yang dilakukan ALKO dalam membangun sistem pertanian berkelanjutan yang tidak hanya berorientasi ekspor, tetapi juga melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Donor Jepang Dukung Label Kopi Kerinci Ramah Karbon

Perwakilan peneliti dari Saka no Tochu Co., Ltd, dan Ministry of Economy, Trade and Industry (Japanese Government) – METI selaku donor utama proyek ini, menyampaikan bahwa Jepang memiliki perhatian besar terhadap isu perubahan iklim dan ketelusuran produk pertanian dari negara produsen.

“Kami berharap studi ini dapat membantu meningkatkan nilai tambah bagi petani melalui penerapan teknologi hijau dan penilaian emisi karbon di setiap tahap produksi,” ujar Yukiko Isayama perwakilan Saka no Tochu.
“Kami mendukung agar Kerinci dapat mengembangkan label ‘Kopi Kerinci Ramah Karbon’, yang menjadi simbol bahwa setiap biji kopi dan rempah yang dihasilkan di sini diproduksi secara bertanggung jawab terhadap bumi.”

Inisiatif ini menjadi bagian dari program Green Transformation (GX) Model, yaitu proyek lintas negara untuk mengurangi emisi karbon dalam rantai pasok kopi di Papua Nugini, Thailand, dan Indonesia. ALKO ditunjuk sebagai mitra pelaksana utama di Indonesia karena rekam jejaknya dalam ekspor kopi dan rempah berkelanjutan.

Studi Kelayakan Dekarbonisasi

Tujuan utama studi kelayakan ini adalah untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang peran sektor pertanian kopi dan rempah dalam pengurangan emisi karbon.
Melalui pendekatan ilmiah berbasis Life Cycle Assessment (LCA), proyek ini akan memetakan sumber-sumber emisi pada setiap tahapan rantai pasok – mulai dari budidaya, pengolahan, transportasi, hingga penjualan.

BACA JUGA  Dirgahayu Haluan ke-77, Kapolda: Media Legendaris yang Tetap Menyejukkan

Harapannya, studi ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk petani agar produktivitas meningkat sekaligus menekan emisi.
Selain itu, hasil penelitian ini juga akan membantu merumuskan model pertanian karbon positif, di mana lahan pertanian tidak hanya menghasilkan komoditas ekonomi tetapi juga menyerap karbon dari atmosfer.

Dalam kegiatan ekspor kulit manis ke Jepang, Koperasi ALKO telah menerapkan sistem traceability digital berbasis blockchain melalui aplikasi QThink-X.
Setiap batch kulit manis yang dikirim kini dilengkapi dengan kode QR unik berisi informasi detail tentang petani, lokasi kebun, waktu panen, proses pengeringan, serta estimasi emisi karbon yang dihasilkan.

Teknologi ini memungkinkan pembeli di luar negeri menelusuri jejak produk secara transparan dan memastikan bahwa kulit manis Kerinci diproduksi dari lahan bebas deforestasi serta menggunakan praktik ramah lingkungan.
Selain itu, data digital yang tercatat di blockchain menjadi dasar untuk menghitung jejak karbon (carbon footprint) secara akurat.

ALKO dan para petani anggota telah lama menerapkan sistem agroforestri alami, yaitu pola tanam campuran antara kayu manis, kopi, dan tanaman keras lain di bawah naungan pohon hutan.

Sistem ini tidak hanya menjaga ekosistem tanah, tetapi juga meningkatkan penyerapan karbon di tanah (soil carbon sequestration).
Setiap pohon kayu manis dewasa di perkebunan Kerinci dapat menyerap karbon per tahunnya, menjadikan praktik ini sebagai solusi nyata mitigasi iklim.

Selain itu, ALKO tengah menguji penerapan biochar, yaitu arang hayati hasil pembakaran limbah organik pada suhu rendah yang mampu menyimpan karbon dalam tanah selama puluhan tahun.
Kedua pendekatan ini berkontribusi langsung pada pengurangan emisi gas rumah kaca (GHG) di sektor pertanian.

Langkah dekarbonisasi ini juga memperkuat posisi Kerinci di pasar global yang semakin ketat terhadap regulasi keberlanjutan.
Kegiatan produksi ALKO telah diverifikasi melalui Dimitra.io Due Diligence Report dan dinyatakan bebas deforestasi (Zero or Negligible Deforestation Risk) pada area seluas 10,17 hektare di Kabupaten Kerinci.
Kepatuhan terhadap European Union Deforestation Regulation (EUDR) menjadi bukti bahwa Kerinci siap bersaing di pasar dunia dengan standar keberlanjutan yang tinggi.

Jadwal Implementasi Proyek GX

Proyek GX Model dijalankan dengan tahapan terukur selama satu tahun:

September 2025: Persiapan survei lapangan dan koordinasi dengan lembaga pemerintah serta koperasi mitra.

Oktober–November 2025: Pelaksanaan survei lapangan di Indonesia, Papua Nugini, dan Thailand.

Desember 2025: Analisis rantai pasok dan penghitungan awal emisi karbon (LCA).

Januari–Februari 2026: Penyusunan model GX dan desain teknis proyek percontohan.

Maret–Mei 2026: Pelaksanaan uji coba teknologi hijau, seperti biochar, agroforestri, dan green logistics.

Juni–Agustus 2026: Pemantauan, penghitungan pengurangan emisi, serta penyusunan laporan hasil proyek dan rencana kelanjutan.

BACA JUGA  Penguatan Hilirisasi Pertanian Sumbar Mendesak

Melalui jadwal ini, proyek diharapkan melahirkan model rantai pasok kopi dan rempah rendah karbon yang dapat direplikasi di seluruh wilayah Asia Tenggara.

Implementasi sistem dekarbonisasi tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga langsung meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan adanya sistem traceability dan transparansi, harga kulit manis dan kopi Kerinci meningkat 15 hingga 20 persen, karena pasar internasional memberikan nilai tambah bagi produk berlabel ramah karbon.

Petani juga mendapat manfaat dari pelatihan yang diselenggarakan oleh ALKO Academy, yang mencakup pencatatan digital hasil panen, perhitungan emisi, penggunaan pupuk organik, dan teknik konservasi tanah.

Selain itu, petani kini mulai memahami bahwa setiap praktik ramah lingkungan berpotensi menghasilkan insentif karbon (carbon credit) yang dapat dikonversi menjadi nilai ekonomi tambahan.

Koperasi ALKO menegaskan komitmennya untuk menjadikan Kerinci sebagai model pertanian karbon positif pertama di Indonesia — di mana setiap ton hasil bumi yang dihasilkan mampu menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan.
Prinsip ini sejalan dengan semangat koperasi: Preserves Nature and Empowers People — menjaga alam sambil memberdayakan manusia.

“Transformasi hijau bukan hanya soal teknologi,” ungkap perwakilan ALKO.
“Ini adalah perubahan budaya dan cara berpikir. Petani kita tidak sekadar menanam untuk hidup, tetapi juga untuk melindungi bumi.”

Menuju Label Kopi Kerinci Ramah Karbon

Melalui kerja sama dengan mitra Jepang dan dukungan pemerintah daerah, ALKO sedang menyiapkan peluncuran label “Kopi Kerinci Ramah Karbon” sebagai identitas baru kopi dari dataran tinggi Sumatra.
Label ini akan menjamin bahwa setiap produk kopi Kerinci diproduksi melalui proses rendah emisi, bebas deforestasi, dan sesuai dengan prinsip perdagangan adil (fair trade).

Label tersebut juga diharapkan menjadi nilai tambah ekonomi bagi petani sekaligus membuka akses pasar premium di Jepang dan Eropa yang kini memprioritaskan produk hijau.

Dari Kerinci untuk Dunia
Dari dataran tinggi di kaki Gunung Kerinci, aroma kulit manis dan kopi kini membawa pesan baru bagi dunia: Indonesia siap memimpin transformasi hijau di sektor pertanian.
Koperasi ALKO bersama pemerintah daerah, universitas, dan mitra internasional menunjukkan bahwa dekarbonisasi bukan sekadar konsep, tetapi bisa diterapkan secara nyata oleh petani kecil.

Melalui sinergi ini, Kerinci menegaskan dirinya sebagai “Land of Spices and Sustainability” — tanah rempah yang menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan masa depan.

Tentang Koperasi ALKO
Koperasi Produsen Petani Alam Korintji (ALKO) adalah koperasi petani berbasis di Kabupaten Kerinci, Jambi, Indonesia, yang berfokus pada pengembangan kopi dan rempah berkelanjutan.
ALKO aktif mengekspor kopi specialty dan kulit manis ke berbagai negara dengan menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) serta sistem blockchain traceability. (*)

Tags: HeadlineKopi Kerinci
ShareTweetSendShare

BacaJuga

Pemkab Dharmasraya Larang Sekolah dan Komite Lakukan Pungutan

Selasa, 30/12/2025 | 19:47 WIB
Penyerahan bantuan kepada masyarakat Tabing Banda Gadang oleh Tim PKM PNP, beberapa hari lalu. IST

PNP Salurkan Bantu Korban Bencana di Tabing Banda Gadang

Selasa, 30/12/2025 | 16:55 WIB

BNPB Maksimalkan Pembangunan Huntara di Kabupaten Agam

Minggu, 28/12/2025 | 14:58 WIB

Percepatan Pemulihan Pasca Bansor, BNPB Dampingi Penyusunan Dokumen R3P Sumbar

Minggu, 28/12/2025 | 00:33 WIB

Mushola Rampung, Huntara Rusunawa Lubuk Buaya Kian Manusiawi bagi Korban Galodo

Sabtu, 27/12/2025 | 21:30 WIB

Tembus Wilayah Paling Terdampak, Relawan Kilang Pertamina Internasional Salurkan Bantuan ke Aceh Tamiang

Sabtu, 27/12/2025 | 17:41 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANOPINI

OPINI

Negara, Organisasi, dan Jabatan

Selasa, 30/12/2025 | 16:26 WIB

SelengkapnyaDetails

Tahun 2025 Masih Menyisakan Banyak Pekerjaan

Selasa, 30/12/2025 | 16:02 WIB

Ambisi Sawit Negara di Tanah Papua

Senin, 29/12/2025 | 15:56 WIB

Belajar Mengolah Sampah Melalui Pendekatan Seni

Senin, 29/12/2025 | 08:25 WIB

Perawatan Pascaoperasi Katarak: Pantangan dan Aktivitas yang Harus Dihindari

Sabtu, 27/12/2025 | 10:34 WIB

HALUANTERPOPULER

  • Siapkan Diri untuk Ikuti Tes CPNS 2026 dengan Peluang  Besar… Inilah Kementerian dan Lembaga yang Sepi Peminat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Air Mata Haru Warnai Pelantikan 4.191 PPPK Paruh Waktu di Pessel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Santunan BPJS Ketenagakerjaan, Ahli Waris Pekerja Rentan Sijantang Koto Terima JKM Rp42 Juta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Pessel Lantik 67 Kepala Sekolah, Tegaskan Peran Pemimpin Pembelajaran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hendak Jemput MBG, Warga Jorong Seberang Mimpi Dharmasraya Tewas Kecelakaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
harianhaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  [email protected]

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • PADANG, HARIANHALUAN.ID – Momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang tengah berlangsung turut memberikan peningkatan bagi kunjungan ke Kota Padang. Sejumlah objek wisata yang dikunjungi terlihat ramai oleh para wisatawan.

Kunjungan wisatawan yang cukup ramai yakni di dua objek wisata, seperti di Daya Tarik Wisata (DTW) Gunung Padang serta di kawasan Pantai Padang.

“Kalau untuk peningkatan (wisatawan) di libur Nataru ini pastinya ada, namun tidak seperti saat libur Nataru di tahun-tahun sebelumnya,” kata Kabid Destinasi dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kota Padang, Diko Riva Utama, Sabtu (27/12) kemarin.

Selengkapnya di link https://www.harianhaluan.id/baca/148822/kunjungan-ke-pantai-padang-meningkat/

Baca selengkapnya di Koran Haluan dan media online resmi Haluan : harianhaluan.id
  • PADANG, HARIANHALUAN.id—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ikut membantu pembangunan hunian tetap (huntap) untuk korban bencana bencana hidrometeorologi yang melanda Kota Padang pada 27 November 2025 lalu.

Ketua Kadin Sumbar, Buchari Bachter mengatakan anggaran yang disediakan untuk pembangunan huntap tersebut mencapai sebesar Rp1 miliar, sudah termasuk dengan sarana dan prasarana pendukung.

“Dana berasal dari Mentri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) sebesar Rp500 juta dan sisanya adalah bantuan dari berbagai pihak termasuk juga dari Kadin Indonesia,” ujarnya kepada Haluan, Minggu (28/12).

Ia mengatakan pembangunan huntap akan berlokasi di kawasan Batu Busuak Kelurahan Kapalo Koto Padang untuk sebanyak 10 keluarga yang menjadi korban banjir bandang.

Selengkapnya di link https://www.harianhaluan.id/baca/148796/anggaran-rp1-miliar-kadin-indonesia-bantu-pembangunan-huntap-di-batu-busuak/

Follow Us

  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

HarianHaluan.id © 2025.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © 2025.