PESISIR SELATAN, HARIANHALUAN.ID — Pagi itu, udara di Kampung Balai Lamo Salido terasa lembap setelah hujan berhari-hari. Di sebuah rumah gubuk yang berdinding kayu lapuk, Derianti (50) menyibakkan tirai lusuh yang menjadi pintu.
Matanya tampak berbinar, wajahnya sulit menyembunyikan haru. Bukan karena tamu biasa yang datang, melainkan harapan baru yang mengetuk rumahnya.
Pada Selasa (2/12/2025), Ketua TP PKK Kabupaten Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni, datang bersama rombongan. Di belakangnya, tampak Kabag Kesra Andi Syafinal, Wakil Ketua Baznas Yudi Handri dan Masni, Pj Wali Nagari Salido Roni Marta Gusrianto, Kepala Kampung Balai Lamo Riki Gustian, serta Bhabinkamtibmas Aipda Andre Arsefhan.
Kunjungan itu bukan sekadar seremoni. Lisda datang membawa sebuah kabar yang mengubah hidup, yaitu program bedah rumah tidak layak huni dari Baznas Kabupaten Pesisir Selatan.
Bagi sebagian orang, Rp20 juta mungkin hanya angka dalam kertas. Namun bagi Derianti, bantuan itu adalah titik balik. Ia hidup bertahun-tahun dalam rumah yang tak lagi kuat menahan hujan dan angin laut. Dinding rapuh, lantai kayu menganga, dan atap bocor yang selalu membuatnya khawatir setiap kali hujan turun. Di sanalah ia membesarkan keluarga, bertahan dengan segala keterbatasan.
Lisda berbicara dengan tenang dan lembut, tetapi suaranya membawa rasa empati yang kuat.
“Kami ingin memastikan masyarakat dapat tinggal di rumah yang lebih layak, sehat, dan nyaman. Rumah bukan hanya soal tempat berteduh, tetapi juga pondasi kebahagiaan keluarga,” ujar Lisda disela-sela kunjungan tersebut.














