Ia menyampaikan bahwa dalam sensus, setiap individu atau unit usaha akan didatangi satu per satu oleh petugas BPS.
Pendekatan ini diharapkan menghasilkan data yang bisa dioptimalkan sebagai bahan perumusan kebijakan pembangunan di Kabupaten Pasaman.
Bupati Welly kemudian mengibaratkan data sebagai cahaya dalam proses pengambilan keputusan. Menurutnya, tanpa data pemerintah hanya berjalan berdasarkan intuisi yang berpotensi besar menghasilkan kebijakan yang melenceng dari kebutuhan masyarakat.
“Data itu ibarat cahaya di tengah kegelapan. Jika kita berjalan tanpa data, maka yang kita gunakan hanya perasaan, dan kemungkinan salahnya jauh lebih besar,” tegasnya.
Ia melanjutkan bahwa kebijakan yang dibangun tanpa dasar data ibarat berjalan dengan mata tertutup. Arah terlihat benar, namun sesungguhnya bisa jauh dari tujuan yang ingin dicapai.
Welly juga menyampaikan bahwa Pemkab Pasaman membutuhkan data yang komprehensif untuk mewujudkan visi “Pasaman Bangkit.”














