PADANG, HARIANHALUAN.ID — Lebih dari separuh sawah produktif di Kota Padang kini terancam kekeringan setelah dua bendungan irigasi utama di Koto Tuo dan Gunung Nago, rusak akibat banjir bandang yang melanda Kota Padang.
Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Dinas Pertanian mencatat sedikitnya 2.912,16 hektare sawah berada dalam kondisi kritis dan berpotensi gagal panen jika pasokan air tidak segera pulih.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Yoice Yuliani, membenarkan kerusakan parah pada dua infrastruktur irigasi besar tersebut. “Dua irigasi bendungan besar mengalami kerusakan berat setelah banjir bandang kemarin, masing-masing di Koto Tuo dan Gunung Nago. Kondisi ini membuat pasokan air pada ribuan hektare sawah terputus,” ujarnya, Selasa (2/12).
Kerusakan terbesar, sambungnya, terjadi pada Bendungan Koto Tuo di Kecamatan Koto Tangah. Intake yang mengalirkan air ke dua jalur irigasi utama dilaporkan jebol, membuat aliran air terhenti total.
“Intake tersebut jebol sehingga tidak dapat mengairi sawah. Dampaknya sekitar 900 hektare sawah di Koto Tangah sudah mulai kering, dan dalam beberapa hari ke depan hampir seluruh 1.200 hektare sawah di kecamatan itu terancam,” ujarnya.
Bencana serupa, kata Yoice, juga menimpa Bendungan Gunung Nago. Jebolnya intake pada jalur kanan dan kiri membuat aliran menuju kawasan sawah di Kecamatan Nanggalo, sebagian wilayah Gunung Sarik, Sungai Sapih, Kalumbuk, Korong Gadang, Piai Tangah, Pisang, Binuang Kampung Dalam, Cupak Tangah, hingga sebagian Padang Timur dan Kuranji ikut terhenti.














