PADANG, HARIANHALUAN.ID — Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebut penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) di Provinsi Sumatra Barat berangsur pulih pascabencana banjir dan longsor.
Anggota Komite BPH Migas Bambang Hermanto mengatakan penambahan mobil tangki BBM sebanyak 17 unit dikerahkan untuk mempercepat proses pemulihan, terutama di daerah terdampak bencana.
Meski terjadi kendala akibat longsor dan jalan putus di jalur Padang Panjang–Sicincin yang merupakan jalur utama distribusi BBM, penyaluran tetap dapat dilakukan melalui rute alternatif dengan waktu tempuh lebih lama.
“Meskipun jalan yang biasa kita lalui untuk mendistribusikan BBM tersebut putus total, kita masih bisa menggunakan jalur alternatif yang lain, walaupun harus ditempuh dengan tambahan waktu kurang lebih lima jam,” ujar Baher, sapaan Bambang, dalam keterangan, Rabu (3/12).
BPH Migas memastikan seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di daerah terdampak dalam kondisi aman dan lancar sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya.
Baher mengatakan untuk mempercepat pemulihan distribusi BBM di wilayah terdampak bencana, PT Pertamina Patra Niaga telah menambah 17 mobil tangki BBM yang masing-masing berkapasitas 16 kiloliter (kl).
“Demi memenuhi kebutuhan masyarakat, berdasarkan laporan Pertamina Patra Niaga, telah dilakukan penambahan 17 mobil tangki BBM. Untuk wilayah Pasaman yang jalannya sempat terputus akibat longsor, Pertamina Patra Niaga telah berhasil mengirimkan BBM sebanyak delapan kl pada Senin (1/12) dan 16 kl pada Selasa (2/12),” katanya.
Untuk Sumatra Barat, empat jalur distribusi BBM yang mengalami gangguan akibat bencana adalah jalan nasional Bukittinggi–Pasaman di Agam, jalur Lolo–Surian di Solok, jalur Padang Panjang–Sicincin di Padang Pariaman, serta Pesisir Selatan.
Kecuali Padang Panjang–Sicincin, ia mengatakan jalur lainnya kini sudah dapat diakses kendaraan.
Dalam kegiatan lapangan untuk memantau ketersediaan dan distribusi BBM, Baher juga mengunjungi lokasi terdampak bencana di Batu Busuk, Padang, serta SPBU modular di wilayah tersebut.
“Sesuai pantauan lapangan, antrean di SPBU memang ada, tetapi semuanya bisa terisi dengan lancar dan kami pastikan ketersediaan BBM di wilayah Padang normal dan tetap terjaga,” katanya.
Untuk mendukung pemulihan distribusi BBM di wilayah terdampak, ia mengatakan BPH Migas memberikan relaksasi kepada Pertamina Patra Niaga untuk melakukan pengalihan alokasi BBM antarkabupaten/kota.
“Keleluasaan untuk mengatur alokasi beberapa SPBU yang dianggap perlu. Oleh karena itu, kepada masyarakat di Padang, kami mengimbau untuk tetap tenang dan menggunakan BBM sesuai kebutuhan,” ucapnya.
Sementara itu, Sales Area Manager Sumatra Barat Pertamina Patra Niaga Fakhri Rizal Hasibuan mengatakan relaksasi alokasi BBM antarkabupaten/kota diperlukan karena adanya perpindahan jalur kendaraan yang semula mayoritas melewati jalur utama, kini harus melalui jalur alternatif.
“Ada kemungkinan pergeseran demand (permintaan), di mana konsumsi akan meningkat di jalur yang bisa dilalui kendaraan. Bukan penambahan kuota, tetapi pemindahan alokasi BBM antar kota atau kabupaten, namun tetap di provinsi yang sama,” ujar dia. (*)














