“Kelelahan juga dapat memicu berbagai penyakit. Selain itu gunakan masker, karena banyaknya debu di daerah bencana,” ungkap Yati.
Dinkes sebelumnya juga telah melakukan pembagian masker kepada korban terdampak bencana banjir. Kadiskes mengimbau warga terdampak agar terus mengunakan masker.
Selain ISPA, trend penyakit yang meningkat di Kota Padang yakni penyakit kulit. Sebelum banjir menerjang, masyarakat pada umumnya menggunakan air bersih dari PDAM.
“Akan tetapi setelah bencana, air PDAM mati. Warga memilih menggunakan air dari sumur dan sebagainya, tentunya keruh dan dapat memicu penyakit kulit,” ujar Yati.
Dinkes Padang mengimbau kepada seluruh warga untuk menyaring setiap air yang akan digunakan. Yati menyebut, pihaknya juga telah nengedukati warga agar tidak terkena penyakit kulit.
“Mudah-mudahan air PDAM segera mengaliri rumah warga,” harap Kadiskes.
Diketahui, hingga detik ini sebanyak 14.000 lebih warga masih mengungsi di posko bencana dan pengungsian. Daerah paling terparah bencana banjir yakni di Tabiang Banda Gadang dan Gurun Laweh. Di sini rumah terendam lumpur hampir dua meter. Suplay air tidak ada.
Tidak di sini saja. Daerah Batu Busuak dan Guo termasuk daerah terparah diterjang banjir. Termasuk di Lubuk Minturun. (*)














