JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS) menghimpun laporan terkini sejak Rabu, (3/12) pukul 07.00 WIB hingga Kamis, (4/12) pukul 07.00 WIB. Laporan tersebut mencakup berbagai peristiwa seperti angin kencang, hujan dengan intensitas tinggi, dan banjir yang menyebabkan kerusakan infrastruktur, rumah warga, serta memicu upaya tanggap darurat di sejumlah wilayah.
Kejadian pertama berupa angin kencang melanda Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa, (2/12), sekitar pukul 15.00 WIB. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga yang tersebar di enam titik di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Tembelang dan Megaluh. Di Kecamatan Tembelang, kerusakan terjadi di Desa Pesantren, sedangkan di Kecamatan Megaluh, kerusakan terjadi di Desa Sudimoro dan Sidomulyo.
Sebanyak lima kepala keluarga terdampak langsung. Kerusakan material yang tercatat meliputi enam unit rumah rusak ringan serta sebuah tempat usaha yang terdampak. Belum ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini.
BPBD Kabupaten Jombang segera merespons dengan melakukan kaji cepat di lokasi terdampak. Koordinasi intensif dilakukan bersama Pemerintah Desa untuk menggerakkan warga melakukan perbaikan ringan rumah secara gotong royong. Selain itu, BPBD memberikan edukasi kepada masyarakat dan pengelola bangunan tentang pentingnya menerapkan konstruksi sesuai standar untuk mengurangi risiko kerusakan akibat angin kencang di masa mendatang.
Hingga kini, BPBD Kabupaten Jombang masih aktif melakukan pembersihan dan pembenahan rumah-rumah yang mengalami kerusakan. Upaya pemulihan ini diharapkan dapat mempercepat kembalinya kondisi normal masyarakat setempat.
Masih di provinsi yang sama, banjir melanda Kabupaten Pasuruan pada Selasa, (2/12), pukul 19.00 WIB. Hujan lebat terjadi di wilayah hulu dengan durasi sekitar dua jam sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang meluap dan memicu banjir. Wilayah terdampak terpusat di Kecamatan Kraton, tepatnya di Desa Tambakrejo.
Akibat banjir ini, 60 kepala keluarga terdampak, dengan kerusakan material berupa 60 unit rumah. Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Pasuruan segera melakukan kaji cepat di lapangan dan melaporkan hasilnya kepada pimpinan untuk koordinasi tindak lanjut.
Penanggulangan bencana melibatkan TRC BPBD Kabupaten Pasuruan, relawan setempat, perangkat desa, dan masyarakat yang bekerja bersama memulihkan kondisi wilayah terdampak. Saat ini, banjir telah surut dan kondisi mulai membaik berkat respon cepat berbagai unsur terkait.
Selanjutnya, pada Rabu, (3/12), banjir terjadi di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, yang dipicu hujan intensitas tinggi sejak pukul 18.00 Wita. Curah hujan menyebabkan Sungai Bulangita dan saluran drainase meluap, berdampak pada dua desa di Kecamatan Marisa, yaitu Desa Bulangita dan Desa Teratai.
Banjir ini berdampak pada sekitar 79 kepala keluarga (278 jiwa). Kerusakan material tercatat pada sekitar 72 unit rumah dan satu fasilitas pendidikan. BPBD Kabupaten Pohuwato segera melakukan asesmen di lokasi untuk menilai situasi dan merencanakan langkah tanggap darurat.
Penanganan bencana melibatkan BPBD Kabupaten Pohuwato bersama unsur TNI/Polri dan TAGANA. Hingga 3 Desember, air masih menggenangi rumah warga dengan ketinggian antara 20 hingga 60 cm. Ada potensi banjir meluas ke Desa Palopo akibat saluran pembuang yang tertutup sedimentasi, yang perlu segera ditangani agar dampak tidak bertambah.
Di wilayah lainnya, banjir melanda Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada Rabu, 3 Desember, pukul 14.00 Wita. Hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang berlangsung hingga pukul 16.00 Wita, menyebabkan banjir di tiga kecamatan: Woja, Kilo, dan Pekat, dengan total tiga kelurahan dan enam desa terdampak.
Korban terdampak mencapai 251 kepala keluarga. Dampak material berupa 251 unit rumah dan satu jembatan rusak. BPBD Kabupaten Dompu segera melakukan asesmen dampak dan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Pemukiman serta Dinas PUPR Kabupaten Dompu untuk mengantisipasi kerusakan lebih luas.
Penanganan bencana melibatkan TRC-PB BPBD Kabupaten Dompu, TNI/Polri, serta aparatur kelurahan dan kecamatan. Kebutuhan mendesak meliputi pembersihan sampah dan lumpur dari fasilitas umum serta perbaikan jembatan yang rusak.
Saat ini, banjir mulai berangsur surut, namun upaya pembersihan dan perbaikan terus dilakukan untuk memulihkan kondisi warga dan infrastruktur. BPBD Kabupaten Dompu tetap siaga dan aktif dalam mitigasi lanjutan.
Di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, banjir terjadi pada Rabu, (3/12), sekitar pukul 14.40–14.45 Wita, disebabkan derasnya aliran air dari gunung. Drainase di So Kamasi, Dusun Tegalsari, Desa Rato, Kecamatan Bolo tidak mampu menahan air sehingga terjadi luapan yang membanjiri pemukiman warga dan jalan sekitar area tersebut.
Banjir ini berdampak pada sekitar 224 kepala keluarga. Kerusakan material tercatat pada 197 unit rumah, sementara dampak pada lahan pertanian dan fasilitas umum masih dalam pendataan. Tim BPBD Kabupaten Bima segera melakukan kaji cepat dan koordinasi untuk penanganan darurat.
Penanganan melibatkan BPBD Kabupaten Bima, Camat, Kapolsek, Koramil, Babinsa, Babinkantibmas, pemerintah desa, dan masyarakat. Kebutuhan mendesak saat ini adalah pembersihan drainase agar aliran air kembali lancar dan mencegah banjir susulan. Perkembangan terkini menunjukkan banjir mulai berangsur surut.
Sementara itu, banjir melanda Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, pada Rabu, (3/12), pukul 09.00 WIT. Wilayah terdampak di Desa Bega, Kecamatan Sulabesi Tengah, mengalami kerusakan berat pada jembatan utama akibat hujan tinggi dan peningkatan arus sungai. Struktur jembatan patah total, pondasi longsor, sehingga akses antar desa putus total.
Banjir mengisolasi 200 kepala keluarga, mengganggu aktivitas ekonomi, mobilitas, serta distribusi logistik. BPBD Kabupaten Kepulauan Sula telah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa dan melakukan asesmen lapangan. Penanganan darurat seperti pemasangan jembatan Bailey masih dalam kajian.
Kebutuhan mendesak meliputi jembatan darurat, material kayu papan, semen, alat berat, serta akses alternatif sementara. Upaya pemulihan terus dikoordinasikan untuk mengembalikan normalitas bagi masyarakat terdampak.
Di Provinsi Banten, angin kencang melanda Kabupaten Serang pada Rabu, (3/12) pukul 12.30 WIB. Peristiwa ini merusak beberapa rumah warga di Kecamatan Kopo, Desa Nyompok, berdampak pada 15 kepala keluarga (61 jiwa). Kerusakan material berupa 15 unit rumah terdampak.
BPBD Kabupaten Serang segera merespons dengan mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk asesmen lapangan. Tidak ada pengungsi maupun korban jiwa. Rumah-rumah yang rusak belum diperbaiki, sehingga pemantauan dan pendampingan terus dilakukan.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, sejak Rabu, (3/12), pukul 06.00 WIT hingga 17.30 WIT. Luapan Sungai Akelamo memasuki permukiman warga di Kecamatan Gane Timur, khususnya Desa Sumber Makmur dan Desa Lalubi.
Banjir menyebabkan dua warga hilang dan sekitar 201 kepala keluarga terdampak, dengan estimasi 201 unit rumah terendam. Pendataan menyeluruh masih dilakukan untuk memastikan tingkat kerusakan dan kebutuhan lanjutan.
BPBD Kabupaten Halmahera Selatan melakukan asesmen awal serta koordinasi dengan perangkat daerah dan instansi terkait. Kebutuhan mendesak meliputi penyaluran bantuan logistik serta normalisasi sungai dan perkuatan tebing untuk mencegah banjir susulan. Proses penanganan menghadapi kendala cakupan wilayah yang luas dan memerlukan mobilisasi personel serta peralatan tambahan.
Kondisi banjir mulai berangsur surut, meski tim lapangan masih melakukan pemantauan dan operasi pencarian terhadap dua korban hilang. Upaya percepatan pemulihan dan penanganan lanjutan terus dikoordinasikan agar aktivitas masyarakat kembali normal secepat mungkin.
BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap hujan lebat, angin kencang, dan banjir. Pastikan bangunan rumah aman, perkuat atap atau dinding yang rentan, hindari aktivitas di area rawan bencana, siapkan jalur evakuasi dan perlengkapan darurat, bersihkan saluran drainase, serta selalu ikuti arahan BNPB dan BPBD setempat. (*)














