PADANG, HARIANHALUAN.ID – Tim Peduli Bencana Fakultas Peternakan UNAND mengunjungi dan sekaligus memberikan bantuan terhadap masyarakat Batu Busuk yang terdampak bencana banjir dan longsor, Sabtu pagi (6/12).
Satu mobil yang berisi 8400 butir telur dan iring-iringan mobil pimpinan dan dosen Fakultas Peternakan bergerak dari Kampus Limau Manis menuju daerah kawasan bencana, mulai dari Koto Lua, hingga ke PLTA Kuranji.

Dipimpin Wakil Dekan II Dr Nurhayati dan Ketua Senat Fakultas Peternakan Prof Asdi Agustar tim melihat dari dekat dahsyatnya kerusakan-kerusakan yang terjadi dan menimpa masyarakat Butu Busuk dan Lambung Bukik secara umum.
Bantuan berupa ribuan butir itu diserahkan ke beberapa dapur umum, dipandu Babinkamtibmas Maulana dan Ketua RT. Edi Tando. Terdapat tiga dapur umum yang selalu menyediakan makanan bagi masyarakat terdampak.
Kerusakan berat berupa hancurnya rumah-rumah penduduk dan tertimbun areal persawahan merupakan sebuah fenomena yang akan berdampak panjang dan menimbulkan kesulitan ekonomi pada masa mendatang.
Saat ini begitu banyak mengalir bantuan berupa kebutuhan pokok dan sandang masyarakat. Problem besar dimana meraka akan beristirahat, dikala rumah meraka hanyut dan hancur.

Banjir bandang dan longsoran dahsyat terjadi 27 November 2025. Saat itu volume air hujan begitu tinggi dan sungai-sungaipun meluap dan menghantam segala yang menghalangi.
Daerah yang menderita paling parah di kota Padang adalah Batu Busuk dan Lambung Bukik secara umum. Puluhan rumah rata dengan sungai. Kayu gelondongan menghancurkan sendi-sendi bangunan bahkan jembatan Batu Busuk dan Gunung Nago.
Wakil Dekan II Fakultas Peternakan Dr Nurhayati ketika menyerahkan bantuan meminta masyarakat tertimpa musibah selalu bersabar dan tidak putus asa. “Segera bangkit dan ambil hikmah dari malapetaka ini,” imbaunya
Sementara Guru Besar Ilmu Sosial Ekonomi Peternakan Prof Asdi Agustar menyampaikan bahwa perlu dilakukan maping atau pemetaan terhadap bencana yang terjadi serta langkah strategis membangun ekonomi masyarakat terdampak ke depan.

“Sebagai orang akademisi pemberian bantuan berupa ribuan butir telur adalah sebagai rasa kepedulian awal, bagi saudara kita di sekitar kampus. Itu belum cukup, harus ada langkah yang komprehensif untuk jangka panjang,” katanya.(*)














