Ia menegaskan bahwa bencana seperti ini akan terus berulang jika hutan di wilayah Bayang Utara tidak segera dipulihkan.
“Sejak awal saya suarakan, hentikan pembalakan liar. Setiap batang kayu yang hilang di hulu, hari ini dibayar dengan air mata warga di hilir,” ucap Novermal.
Menurutnya, saat ini di Pancuang Taba membutuhkan alat berat untuk membuka akses dan membersihkan tumpukan kayu.
“Excavator harus segera didatangkan. Normalisasi sungai tidak bisa ditunda. Material kayu ini menutup aliran air dan sangat berbahaya jika hujan kembali turun,” tegasnya.
Selain itu, ia meminta percepatan pembangunan hunian sementara serta bantuan alat masak dan bahan pangan bagi warga yang kini mengungsi ke rumah keluarga dan tetangga.
Novermal pun meminta penegakan hukum terhadap pelaku perusakan hutan harus dipertegas.
“Kita sudah terlalu sering berduka karena galodo. Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum harus hadir lebih kuat. Kalau pembalakan liar tidak dihentikan sekarang, korban berikutnya tinggal menunggu waktu,” pungkasnya. (*)














