PADANG, HARIANHALUAN.ID – Bencana banjir dan banjir bandang yang melanda Kota Padang meninggalkan luka mendalam bagi warganya. Tak terkecuali bagi anak-anak yang masih berjibaku dengan masa depannya di pendidikan.
Ratusan bahkan ribuan siswa harus rehat sementara, seragam sekolah yang telah dilumuri lumpur atau bahkan hanyut, dan kelengkapan-kelengkapan lainnya. Tidak hanya itu, yang menjadi perhatian utama juga terkait mental anak-anak akibat bencana tersebut.
Namun, Pemerintah Kota (Pemko) Padang dengan berbagai pihak lainnya bersinergi dan bergerak bersama melakukan trauma healing bagi anak-anak tersebut. Trauma healing pun digencarkan secara bertahap oleh berbagai pihak yang terlibat pascabencana tersebut.
Terbaru, ratusan siswa SDN 07 Gurun Laweh yang kehilangan pakaian seragam sekolah ketika bencana banjir bandang lalu, traumatiknya juga ditangani dengan trauma healing yang diberikan.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Nurfitri, menjelaskan bahwa 180 siswa di daerah terdampak bencana itu ke sekolah hanya menggunakan pakaian bebas.
“Mereka telah diberi dukungan pemulihan psikososial. Hampir 80 persen dari total peserta didik di wilayah itu belum memiliki seragam sekolah karena perlengkapan mereka hilang saat bencana, kita juga sudah memberikan trauma healing,” katanya.
UPTD Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif (LDPI) juga mengembalikan keseimbangan emosi siswa didik di sekolah tersebut. Kemudian mengurangi kecemasan, mengembalikan rasa aman, serta memulihkan kembali semangat belajar peserta didik.
“Kita mencoba memulihkan fungsi anak agar dapat beraktivitas normal kembali berupa menularkan kebahagiaan,” terang Nurfitri.
Tim LDPI memberikan permainan yang menciptakan suasana positif, inklusif, dan ramah anak, sehingga setiap peserta didik dapat mengekspresikan perasaan kebahagiaan yang dipandu secara aman dan suportif.
Permainan yang diberikan yakni menggambar, yang bertujuan melihat psikologis anak. Kemudian permainan tepuk tangan saat bola melambung guna mengembalikan fokus, hingga permainan ular naga untuk mengeluarkan ekspresi bahagia dan membakar kembali semangat peserta didik.
“Menambah semangat dan keceriaan, anak-anak diberikan bingkisan atau hadiah berupa snack yang disukai anak seperti susu, wafer, dan makanan ringan lainnya,” sebut Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan Padang tersebut.
Nurfitri pun berharap kegiatan trauma healing yang diberikan dapat membantu mempercepat proses pemulihan anak-anak serta memperkuat ketahanan psikologis anak untuk kembali beraktivitas di lingkungan sekolah. Sebelumnya, kegiatan trauma healing juga telah disasar langsung kepada anak-anak yang tinggal di posko pengungsian. Selain itu, juga ada dilakukan di sekolah ketika pembelajaran telah dilaksanakan kembali. (*)














