Sesampainya di kawasan Muaro Mati, pengunjung langsung disambut panorama yang unik muaro tenang di satu sisi dan hamparan pantai di sisi lainnya, dua lanskap berbeda yang bertemu dalam satu bingkai pandang.
Rumput hijau terhampar luas di sepanjang tepian muaro, menyediakan ruang untuk duduk santai atau menggelar tikar bersama keluarga. Bagi pengunjung yang tidak membawa alas sendiri, pedagang setempat menyediakan sewa tikar dengan harga terjangkau.
Di antara keramaian yang ramah itu, Nisa (27), pengunjung lokal yang tinggal di Tiku, terlihat duduk menikmati bekal bersama saudara dan temannya. Ia mengaku sering datang ketika libur akhir pekan.
“Di sini suasananya tenang sekali. Dekat dari rumah, tapi rasanya seperti liburan. Anginnya sejuk, tempatnya luas, enak untuk kumpul,” ujarnya tersenyum.
Tidak jauh dari tempat Nisa duduk, tampak Siska (25), pengunjung dari luar daerah, sedang sibuk mengabadikan momen pertamanya di Muaro Mati. Baginya, kawasan ini jauh melebihi dugaan.
“Ini pertama kali saya ke sini, dan jujur tempatnya unik banget. Ada muaro yang tenang, terus pantai juga kelihatan dalam satu pandangan. Banyak spot foto yang cantik, tapi yang paling saya suka suasananya menenangkan,” katanya sambil mengatur posisi ponselnya.














