SOLOK, HARIANHALUAN.ID- Kejaksaan Negeri (Kejari) Solok Selatan menggelar rangkaian kegiatan dalam momentum Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 yang berlangsung pada 8–9 Desember 2025. Kegiatan ini meliputi kuliah umum bersama mahasiswa, publikasi capaian kinerja penanganan tindak pidana korupsi (Tipikor), hingga upacara peringatan Hakordia yang dipusatkan di halaman kantor Kejari Solok Selatan.
Pada 8 Desember 2025, Kejari Solok Selatan terlebih dahulu menggelar kegiatan kuliah umum bersama mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Solok Selatan. Dalam forum tersebut, Kejari menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga budaya antikorupsi sejak dini.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan capaian kinerja penanganan Tipikor melalui siaran khusus di 90.8 FM Radio Teman Sejati, sebagai bagian dari upaya transparansi kepada publik.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Solok Selatan, Dahnir, S.H., M.H., didampingi Kasi Pidsus Irvan R. Prayogo dan Kasi Intelijen A. Sahputra, menyampaikan perkembangan penanganan kasus korupsi sepanjang tahun 2025.
Dahnir mengungkap bahwa pihaknya telah menangani delapan kasus pada tahap penyelidikan, tujuh kasus pada tahap penyidikan, serta enam kasus yang telah masuk ke tahap penuntutan. Sementara itu, empat kasus Tipikor telah tuntas dieksekusi sepanjang tahun berjalan.
“Dari seluruh proses penindakan, Kejari Solok Selatan berhasil memulihkan kerugian keuangan negara lebih dari Rp 500 juta dan uang pengganti sebesar Rp 30 juta,” jelas Dahnir melalui Kasi Pidus Irvan R. Prayogo.
Momentum peringatan kemudian ditutup dengan upacara Hakordia 2025 yang berlangsung khidmat di halaman kantor Kejari Solok Selatan, Selasa (9/12). Usai upacara, jajaran Kejari membagikan souvenir Hakordia kepada masyarakat sekitar sebagai simbol komitmen membangun kedekatan dan edukasi publik tentang pentingnya integritas.
Dahnir, juga menyampaikan imbauan kepada seluruh elemen masyarakat agar menjadikan Hakordia bukan sekadar seremoni, tetapi pengingat untuk bersama-sama melawan praktik korupsi.
“Pemberantasan korupsi bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tetapi tanggung jawab kita semua. Mari kita bangun budaya jujur, transparan, dan berintegritas mulai dari lingkungan terkecil. Dukungan masyarakat adalah kunci keberhasilan upaya pencegahan dan penindakan yang kami lakukan,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa edukasi, pencegahan, dan penindakan akan terus berjalan sejalan dengan komitmen mewujudkan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari korupsi. (*)
