JAKARTA, HARIANHALUAN.ID- Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menyoroti lemahnya pola penyampaian peringatan dini cuaca dari BMKG. Ia menilai informasi mengenai potensi siklon maupun cuaca ekstrem belum tersampaikan secara efektif kepada masyarakat, terutama di daerah yang memiliki keterbatasan internet.
Dalam rapat kerja Komisi V dengan BMKG, Lasarus menegaskan bahwa pola komunikasi lembaga tersebut perlu diperbaiki agar informasi krusial dapat segera diketahui publik. Ia menilai masih terjadi miskomunikasi yang membuat warga tidak mendapatkan peringatan tepat waktu.
“Saya melihat ada semacam missed. Kalau saja masyarakat di sana tahu bahwa akan ada siklon. Perkembangan real time kan Bapak bisa lihat itu, ini membesar tidak. Lewat konferensi pers, undang seluruh TV. Bahwa akan terjadi seperti ini di sini, itu akan lebih cepat sampai ke masyarakat,” ujar politisi Fraksi PDI-P itu, pada Senin (8/12/2025), di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta.
Menurutnya, BMKG tidak bisa bergantung pada penyebaran informasi melalui website atau media sosial semata. Daerah-daerah tertentu, terutama kampung dan wilayah terpencil, masih memiliki keterbatasan jaringan sehingga masyarakat sulit mengakses informasi digital, berbeda dengan media televisi.
“Kalau di kampung-kampung, berharap orang buka web, orang liat media sosial, pegang handphone saja, nggak. Belum tentu ada sinyal, itu masalah. Tapi, televisi hampir semua daerah sekarang bisa mengakses,” tegas Lasarus.
Ia menegaskan bahwa negara telah mengalokasikan anggaran besar untuk pemenuhan peralatan dan kebutuhan operasional BMKG. Namun, ia menilai mahalnya investasi menjadi tidak berarti apabila informasi yang dihasilkan tidak sampai ke masyarakat.
“Data ini mahal, Pak. Kita beli seluruh peralatan yang diperlukan. Semua yang BMKG minta kita kasih selama ini. Perlu berapa untuk perawatan, kita kasih uangnya. Tapi informasi yang didapat nggak sampai ke masyarakat. Ga berharga ini barang,” ujarnya.
Lasarus menambahkan bahwa temuan tersebut juga sejalan dengan hasil audit kinerja BPK, yang mencatat masih rendahnya efektivitas penyampaian informasi BMKG ke publik.
Menutup paparannya, Lasarus menegaskan bahwa penyampaian informasi cuaca adalah aspek krusial yang berpengaruh langsung terhadap keselamatan masyarakat, sehingga BMKG perlu melakukan pembenahan serius.
“Untuk menjadi sebuah informasi yang valid, tidak disampaikan dengan baik kepada masyarakat, ini masalah Pak. Padahal ini penting untuk diketahui oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)














