HARIANHALUAN.ID – Kilang Pertamina Internasional (KPI) menjawab tantangan pertumbuhan energi nasional yang terus meningkat dan tuntutan menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan. Untuk itu KPI sebagai bagian dari Pertamina melakukan strategi pertumbuhan ganda. Menurut proyeksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi energi Indonesia diperkirakan tumbuh rata-rata 4,7% per tahun hingga 2050.
“Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan merupakan strategi perusahaan untuk memaksimalkan bisnis eksisting perusahaan dalam menghasilkan produk berbasis fosil. RDMP Balikpapan hadir sebagai salah satu upaya untuk menjawab tantangan meningkatnya kebutuhan energi di masa depan yang lebih ramah lingkungan,” kata Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani.
RDMP Balikpapan merupakan proyek pengembangan dan modernisasi kilang yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), anak usaha KPI. Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260.000 barel menjadi 360.000 ribu barel per hari. Kapasitas pengolahan ini adalah terbesar di Indonesia.
โRDMP Balikpapan menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional dan menjawab kebutuhan BBM yang kian meningkat. Bersama kilang Cilacap, KPI akan memiliki 2 kilang yang memiliki kapasitas diatas 300 ribu barel per hari. Kapasitas pengolahan yang cukup besar,โ ujar Milla.
Selain peningkatan kapasitas, RDMP juga akan meningkatkan kompleksitas kilang sehingga mampu menghasilkan BBM berkualitas tinggi setara standar Euro V yang lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan tren global, dimana berbagai negara mulai beralih menggunakan energi bersih dan lebih rendah karbon. Untuk menjawab tantangan tersebut, menurut Milla, RDMP Balikpapan dirancang untuk adaptif terhadap tren energi masa depan yang berorientasi pada lingkungan.
“Selain meningkatkan kapasitas pengolahannya, proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan produksi BBM baik jenis gasoline maupun gasoil, elpiji serta avtur. Bahan bakar yang sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari,” jelas Milla.
Ia menjelaskan, untuk memaksimalkan pengolahan, RDMP Balikpapan dilengkapi sejumlah teknologi mutakhir. Salah satunya adalah unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang menjadi unit utama hasil RDMP Balikpapan. Unit ini memproduksi BBM setara Euro V yang ramah lingkungan, serta mengolah produk residu minyak mentah dari unit proses sebelumnya menjadi beragam produk bernilai tinggi, seperti gasoline, propylene dan LPG.
โUnit hasil proyek RDMP Balikpapan tidak hanya efisien secara teknis, tetapi juga ramah lingkungan dan adaptif terhadap masa depan,โ tutur Milla.
Ia menambahkan, RDMP Balikpapan juga memiliki peran strategis dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadikan Indonesia sebagai negara maju, berdaulat, adil dan makmur serta berdaya saing global. Dengan nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar, atau setara dengan sekitar Rp126 triliun, proyek ini tidak hanya memperkuat infrastruktur energi nasional, namun juga penggerak perekonomian Indonesia.
Milla mengungkapkan, RDMP Balikpapan telah menciptakan lapangan kerja dengan menyerap 24 ribu tenaga kerja pada puncak masa konstruksi. Proyek ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan memberi ruang usaha bagi UMKM lokal, termasuk penyedia makanan, transportasi, dan akomodasi bagi pekerja proyek, serta menjadi pusat pengembangan teknologi dan sumber daya manusia di sektor energi.
โDengan target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 35%, RDMP Balikpapan juga mendorong pertumbuhan industri pendukung seperti manufaktur baja, logistik, konstruksi, dan jasa teknik,โ urai Milla.
Dengan semua pencapaian itu, lanjut Milla, RDMP Balikpapan diharapkan menjadi simbol kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan energi global sekaligus menjadi salah satu legasi KPI untuk negeri. Menurutnya, proyek ini tidak hanya menjawab kebutuhan jangka pendek, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang yang akan menopang pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
โMelalui RDMP Balikpapan, KPI menegaskan komitmennya dalam mewujudkan infrastruktur energi yang modern, efisien, dan berkelanjutan, sebuah fondasi penting menuju visi Indonesia Emas 2045,โ tutup Milla.
KPI merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG. KPI akan terus menjalankan bisnisnya secara profesional untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Kilang Minyak dan Petrokimia berkelas dunia yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik. (*)














