HARIANHALUAN. ID – Dalam rangka pelaksanaan Program Tanggap Darurat yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia sebagai respon cepat terhadap bencana yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara pada November 2025, Politeknik Negeri Padang (PNP) telah menurunkan tim untuk melakukan survei lapangan di wilayah terdampak banjir di Sumatera Barat.
Pelepasan tim dilaksanakan 8 Desember 2025 oleh Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) PNP, Dony Marzuki, Phd. yang menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam merespons cepat bencana.
“PNP berkomitmen memberikan kontribusi nyata di lapangan. Survei awal ini menjadi fondasi penting bagi program pengabdian masyarakat tanggap darurat yang akan segera kami jalankan,” ujar Dony Marzuki saat melepas tim.
Pada hari yang sama, tim PNP melaksanakan survei tanggap darurat di wilayah Pasar Usang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, yang mencakup Nagari Sungai Buluah, Sungai Buluah Barat, dan Sungai Buluah Timur. Temuan di lapangan menunjukkan kondisi darurat yang memprihatinkan:
Sekitar 1.100 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai setinggi dada orang dewasa. Sekitar 80 KK kehilangan rumah sepenuhnya dan masih bertahan di tenda darurat.
Sebuah Sekolah Dasar (SD) mengalami kerusakan berat, masih tergenang lumpur, dan proses ujian siswa terpaksa dilaksanakan di tenda posko.
Wali Nagari Sungai Buluah Timur menyampaikan apresiasi atas kedatangan tim PNP:
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan kedatangan tim dari Politeknik Negeri Padang. Kondisi masyarakat kami benar-benar darurat. Banyak keluarga masih bertahan di rumah sanak saudaranya, dan proses pembersihan sudah dilakukan secara gotong royong. Saat ini masyarakat membutuhkan bantuan logistik termasuk seragam sekolah dasar. Kehadiran tim ini memberi harapan bagi percepatan pemulihan.”
Sementara itu, Wali Nagari Sungai Buluah Barat menekankan kebutuhan mendesak akan peralatan berat:
“Tumpukan lumpur sangat tebal dan menutup banyak rumah warga. Kami sudah bekerja maksimal dengan bantun BPBD dan alat berat. Saat ini warga membutuhkan bantuan selimut dan alas tidur serta sarana MCK.”
Sekretaris Nagari Sungai Buluah, yang turut mendampingi tim selama survei, menambahkan:
“Data yang dikumpulkan tim PNP sangat penting sebagai dasar intervensi. Kami berharap program tanggap darurat ini bisa segera direalisasikan, terutama untuk kebutuhan sembako.”
Survei lanjutan dilakukan pada 9 Desember 2025 di Kelurahan Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, dengan temuan:
Banyak rumah warga masih terendam lumpur tebal, 5 rumah warga hilang atau hanyut,
7 rumah rusak berat,
Proses pembersihan terkendala akses jalan sempit dan timbunan lumpur tinggi.
Ketua tim, Andrew yang memimpin pelaksanaan survei di Banda Gadang dan wilayah Nagari Sungai Buluah, menyampaikan bahwa kondisi lapangan membutuhkan tindakan cepat dan kolaboratif:
“Kami melihat langsung bagaimana masyarakat menghadapi situasi yang sangat sulit. Lumpur tebal, rumah rusak, dan akses yang terputus membuat pemulihan berjalan lambat. Tim kami sudah memetakan kebutuhan prioritas, dan dukungan alat berat serta peralatan teknis menjadi hal yang sangat mendesak. Kami siap melaksanakan program pengabdian masyarakat segera setelah hasil survei ini difinalisasi.”
Politeknik Negeri Padang mendapat penugasan untuk mengerahkan 5 tim pelaksana yang tersebar untuk wilayah Sumatera Barat. Salah satu tim yang bertugas di Banda Gadang dan di wilayah Nagari Sungai Buluah adalah tim yang diketuai oleh Andrew Kurniawan Vadreas, M.T, yang menjadi garda depan dalam asesmen lapangan dan penyusunan langkah teknis program pengabdian masyarakat tanggap darurat.
Berdasarkan seluruh hasil temuan, kebutuhan mendesak mencakup kebutuhan logistic, alat penyedot air dan lumpur, jet pump cleaner, eskavator, serta truk pengangkut lumpur untuk mempercepat pemulihan infrastruktur, pemukiman, dan fasilitas umum.
PNP berkomitmen untuk mendukung pemulihan bencana melalui keahlian teknis, inovasi teknologi, dan pemberdayaan masyarakat agar wilayah terdampak dapat segera pulih dan kembali berfungsi normal. (*)














