SILANGIT, HARIANHALUAN.ID – Upaya pemulihan pascabencana hidrometeorologi di Kabupaten Tapanuli Utara terus menunjukkan perkembangan positif. Hingga Kamis (11/12), meskipun hujan dengan intensitas ringan hingga deras masih terjadi, tim gabungan tetap melanjutkan operasi darurat untuk memastikan layanan kemanusiaan tidak terhambat. Di tengah kondisi cuaca tersebut, sejumlah progres dalam penanganan warga terdampak berhasil dicapai.
Dari total korban, sebanyak 13 warga yang sebelumnya dinyatakan hilang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Selain itu, layanan bagi lebih dari seribu warga yang masih mengungsi semakin diperkuat melalui penyediaan fasilitas tambahan di titik-titik pengungsian. Pendataan sementara juga mencatat 770 unit rumah terdampak pada berbagai kategori kerusakan, disertai kerusakan pada fasilitas umum seperti sekolah, jembatan, dan ruas jalan yang saat ini menjadi fokus pemulihan.
Pada sektor akses, beberapa jalur utama mulai dapat dilalui kembali. Jalan Tarutung–Sibolga kini telah terhubung hingga Kecamatan Sitahuis, meskipun masih terdapat beberapa titik kerusakan yang harus diwaspadai. Kendati demikian, sejumlah desa di Kecamatan Adiankoting dan Parmonangan masih belum dapat diakses kendaraan, sehingga suplai logistik tetap dilakukan melalui droping menggunakan helikopter. Untuk desa yang telah dapat dijangkau roda dua, distribusi bantuan dilakukan secara intensif oleh Pemda dan TNI guna mempercepat pemulihan.
Pemulihan jaringan listrik pun menunjukkan kemajuan. Di wilayah Adiankoting, progres mencapai 93% dengan sejumlah titik yang telah kembali menyala. Sementara itu, di Parmonangan, pekerjaan berlangsung lebih lambat akibat akses jalan yang belum sepenuhnya terbuka, sehingga progres baru mencapai sekitar 50%. Untuk menjaga kelancaran komunikasi di wilayah blank spot, lima dari enam unit Starlink bantuan BNPB kini telah beroperasi dan memperlancar koordinasi di lapangan.
Ketersediaan air bersih juga mengalami peningkatan. Beberapa hidran umum telah terpasang di titik-titik prioritas, sementara suplai air dari PDAM, Dinas PU, Damkar, PMI, dan Polri terus mengalir ke wilayah perkotaan maupun pedesaan. Di sisi lain, pasokan BBM ke Kecamatan Tarutung terus dikirimkan untuk mengurangi antrean panjang serta mendukung kelancaran operasi darurat di lapangan.
Seiring dengan itu, layanan pengungsian di tiga titik terpusat telah dilengkapi dapur umum dan MCK, sementara distribusi kasur dan tenda tambahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Rapat koordinasi pembangunan hunian sementara (huntara) juga digelar hari ini, membahas percepatan penetapan kawasan huntara di Desa Lobupining dan Desa Sibalanga dengan total lahan sekitar empat hektare milik pemerintah daerah. Untuk memastikan layanan di titik-titik pengungsian tersebut berjalan optimal, Tim Pusdatinkom BNPB turut mengunjungi pos pengungsian di Gereja HKBP Sibalanga dan kantor desa untuk memastikan ketersediaan logistik serta penguatan jaringan komunikasi dengan perangkat Starlink berjalan optimal.
Dukungan perlengkapan pengungsian juga terus ditingkatkan. Sebanyak 50 buah matras telah didistribusikan ke pos pengungsian Gereja HKBP Lobupining, Kecamatan Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara, serta 30 buah matras ke pos pengungsian HKBP Sibalanga di kecamatan yang sama. Fasilitas MCK pada kedua lokasi pengungsian telah memenuhi persyaratan layanan dasar. Selain itu, BBWS II Sumatera Utara juga memberikan dukungan penyediaan air bersih di lokasi pengungsian sehingga kebutuhan higienitas para pengungsi dapat terpenuhi dengan baik.
Distribusi Logistik Wilayah Sumatera Utara
Distribusi bantuan kemanusiaan juga berlangsung secara komprehensif di wilayah Sumatera Utara, dengan total logistik mencapai 6.988 kilogram pada Kamis (11/12). Operasi ini mengandalkan dua metode utama, yaitu jalur udara dan darat, untuk memaksimalkan jangkauan serta mempercepat respons terhadap kebutuhan masyarakat.
Melalui jalur udara, sebanyak 1.278 kilogram bantuan disalurkan untuk menjangkau lokasi-lokasi terisolasi seperti Hajoran Parmonangan, Batangtoru, dan Desa Labu Tua. Bantuan yang diangkut menggunakan helikopter ini difokuskan pada kebutuhan pangan esensial dan nutrisi cepat seperti mie instan, beras, minyak goreng, serta berbagai jenis susu, sehingga kebutuhan pokok masyarakat dapat segera terpenuhi.
Sementara itu, jalur darat memikul distribusi volume logistik yang lebih besar, yaitu 5.710 kilogram. Bantuan ini meliputi pasokan pangan skala besar ke Humbang Hasundutan dan Pinangsuri, seperti mie instan, biskuit, dan beras. Selain pangan, jalur darat juga membawa bantuan medis dan higienitas yang mencakup obat-obatan, vitamin, masker, pampers, dan pakaian layak pakai. Tak hanya itu, dukungan teknis dan infrastruktur kritis berupa genset dan drum untuk Kodam I Bukit Barisan turut dikirimkan guna memperkuat operasi di lapangan.














