“Seperti surat kabar Harian Haluan yang sampai sekarang ini masih tegak berdiri menunjukkan perannya terhadap bahasa dan sastra. Kita lihat Haluan masih masif menyajikan cerita anak, bahasa Minang, cerpen dan puisi, kritik sastra, dan yang lainnya,” katanya.
Terlebih lagi, jelas Rahmat, apresiasi terhadap bahasa dan sastra di Sumbar sekarang ini masih terbilang lemah – jauh panggang dari api. Dari persoalan itulah yang akhirnya memantik Balai Bahasa untuk mengadakan Anugerah Kata sebagai penghargaan atas setiap insan bahasa, sastra, dan media, dalam dedikasi dan kepeduliannya menggawangi keberlangsungan bahasa dan sastra tersebut.
“Anugerah Kata ini inisiatif dan semampunya kami untuk memulai. Saya berharap ini menjadi gelaran tahunan Balai Bahasa nantinya. Kalau bisa ini terus berlanjut sampai ‘kiamat’. Sebab bahasa dan sastra itu sangatlah penting, bukan dari penyelenggaraannya saja, tapi pihak lain yang menunjukkan kepeduliannya,” harap Kepala BBPSB tersebut.
Sementara itu, Pemimpin Umum Haluan, Zul Efendi, yang hadir langsung pada apresiasi penghargaan tersebut turut mengapresiasi dan mendukung penuh penyelenggaraan Anugerah Kata oleh Balai Bahasa.
“Tidak pun ada apresiasi ini, yang namanya bahasa dan sastra tetaplah menjadi haluan bagi perkembangan zaman sampai kapan pun. Bahkan dalam tsunami digital yang berlangsung hari ini, bahasa dan sastra justru menjadi salah satu benteng bagi pembangunan di Ranah Minang ini,” katanya.
Begitu halnya bagi Haluan. Menurutnya, salah satu yang membesarkan nama Haluan sendiri adalah karena bahasa dan sastranya. Sejak 1970-an Haluan telah berdedikasi menjaga dan merawatnya sampai sekarang.














