PADANG, HARIANHALUAN.ID — Di tengah belum adanya penetapan bencana nasional oleh pemerintah, Muhammadiyah mengambil langkah berani dan tegas. Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Naibul Umam menyatakan bahwa organisasi itu menetapkan kondisi Bencana Nasional, sebagai respon atas meluasnya dampak bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Muhammadiyah langsung menggerakkan instruksi nasional berupa pengumpulan Infak Jumat yang dimulai hari ini, Jum’at (12/12) serentak di seluruh masjid Muhammadiyah di Indonesia. Langkah ini merupakan tindak lanjut atas arahan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Di daerah – daerah bencana, seluruh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia telah terjun. Relawan, tenaga medis, logistik, hingga kolaborasi antar organisasi cepat berjuang untuk mendukung pemulihan pascabencana di wilayah terdampak. Pergerakan ini menunjukkan bahwa jaringan Muhammadiyah bergerak setingkat operasi kemanusiaan nasional.
Muhammadiyah juga memberlakukan Status Tanggap Darurat hingga akhir Desember, namun MDMC menegaskan bahwa masa tanggap darurat dapat diperpanjang sewaktu-waktu melihat kondisi yang dinamis di lapangan.
Menurut Naibul Umam, keputusan ini lahir dari pertimbangan kemanusiaan yang tidak bisa menunggu.
“Kerusakan meluas, warga terdampak bertambah, dan kebutuhan bantuan meningkat. Di kondisi seperti ini, Muhammadiyah harus bergerak. Karena mengingat kondisi di lapangan sudah menuntutnya,” katanya di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM), Padang, Jum’at (12/12).
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa salah satu organisasi terbesar di Indonesia memilih mengambil alih inisiatif, menggerakkan sumber daya nasionalnya dan memastikan masyarakat terdampak tidak berjuang sendiri.(*)














