PADANG, HARIANHALUAN.ID — Banjir bandang yang menerpa di tiap sungai di Kota Padang, pada 28 November 2025 lalu membawa material, tidak saja air dan lumpur, tetapi juga gelondongan kayu. Gelondongan kayu itu menghantam tebing sungai maupun bangunan yang ada di bantaran sungai termasuk jembatan.
Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) lakukan pengambilan dan pengangkutan terhadap gelondongan kayu, salah satunya yang berada di Jembatan Siteba, Kecamatan Nanggalo. Gerak cepat ini dilakukan karena dikhawatirkan pilar jembatan rusak atau patah.
Kepala Dinas PUPR Kota Padang, Tri Hadiyanto mengatakan bahwa terkait sampah maupun gelondongan kayu yang dibawa banjir merupakan kewenangan Dinas Lingkungan Hidup. Akan tetapi, pemulihan pascabencana ini harus saling membangun sinergi dan kolaborasi.
“Gelondongan kayu di bawah jembatan diangkut menggunakan crane. Kebetulan DPUPR juga mendapat bantuan alat dari pihak swasta berupa ekskavator jepit. Begitu bantuan alat datang, kami langsung bekerja, mengambil setiap gelondongan kayu yang dapat membahayakan pilar jembatan,” katanya.
Adapun pengerjaan pengangkutan gelondongan kayu telah dilakukan pada Selasa (9/12) lalu. Alat tersebut bekerja terus mengamankan jembatan dari kayu yang hanyut. “Alat kita standby kan di sana hingga masa tanggap darurat bencana selesai,” ujarnya.
Di sisi lain, sempat beredar kabar hoaks tentang Jembatan Muaro Penjalinan retak dan tidak aman dilalui. Kabar itu wara-wiri di tengah masyarakat. Tri Hadiyanto juga menepis kabar tersebut dengan mengatakan kabar itu tidak benar.
“Jembatan Muaro Penjalinan itu aman untuk dilalui kendaraan. Kami telah berkoordinasi dengan pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Barat Direktorat Jenderal Bina Marga, termasuk melakukan peninjauan lapangan. Setelah kita cek dan mendapat informasi langsung, jembatan itu (Muaro Penjalinan) aman-aman saja,” jelasnya.
Diakui Kadis PUPR Padang tersebut, bahwa di jembatan itu sebelumnya terjadi banjir dan sempat dilakukan perbaikan. Di satu sisi jalan pada jembatan itu memang terdapat lubang. “Saat dilakukan penambalan (patching), banjir datang, masyarakat menganggap ada retakan dan informasi itu menyebar ke mana-mana,” katanya.
Meskipun begitu, Kadis PUPR Kota Padang tersebut tetap mengimbau kepada pengendara untuk tidak termakan isu tersebut, dan yang paling terpenting kepada masyarakat terutama pengendara, agar tetap lebih berhati-hati dalam berkendara. (*)














