AGAM, HARIANHALUAN.ID – Di tengah duka mendalam akibat banjir dan galodo yang melanda Nagari Salareh Aia Timur, secercah harapan muncul dari kisah-kisah kemanusiaan yang terungkap saat Tim Satgas Tanggap Bencana Universitas Mohammad Natsir (UMNatsir) Bukittinggi turun langsung ke lapangan, Selasa (16/12).
Dipimpin Ketua Tim Pengabdian Tanggap Bencana UMNatsir, Hengki Januardi, bersama Rektor UMNatsir Bukittinggi Afridian Wirahadi Ahmad, tim melaksanakan distribusi logistik sekaligus pendataan warga terdampak secara door to door.
Metode ini dipilih untuk memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan, sekaligus memperoleh data riil kondisi korban pascabencana.
Di balik proses pendataan itu, tim menemukan kisah pilu yang mengguncang nurani. Salah satunya adalah kisah seorang bayi bernama
Fathan yang ditemukan warga dalam kondisi selamat setelah galodo menyapu permukiman.
Bayi itu terbaring di atas jerami, sekitar 100 meter dari titik rumah keluarganya yang telah rata dengan tanah.
Tragisnya, hampir seluruh anggota keluarga Fathan menjadi korban. Sang ayah sempat diselamatkan warga, namun kondisinya terus menurun hingga mengembuskan napas terakhir menjelang subuh.
Sementara ibu, kakak, nenek, dan anggota keluarga lainnya meninggal dunia saat galodo menerjang. Keselamatan Fathan menjadi simbol harapan di tengah kehancuran, sebuah pengingat akan kuasa Tuhan di balik musibah yang memilukan.














