JEPANG, HARIANHALUAN.ID – Program Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths (JENESYS) 2025 kembali digelar oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang.
Kemenlu Jepang bekerjasama dengan Kantor JICE mengundang 16 jurnalis dari 3 negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand. Program undangan ini berlangsung 8 hari dari 2 Desember hingga 9 Desember 2025.
Dari Indonesia ada 7 jurnalis yang beruntung mendapatkan kesempatan mengenal budaya, media, ekonomi, pendidikan, pariwisata hingga gaya hidup masyarakat asli Jepang. Rangkaian kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan antara Jepang dan negara-negara Asia Timur, termasuk Indonesia.
Ketujuh jurnalis tersebut yakni Yesi dari Harian Haluan di Padang, Heras dari Kumparan di Jakarta, Dewi dari Bali Post, Naziah dari Metro TV, Widy dari Harian Fajar di Makassar, Fahmi dari Antara Jatim dan Emanuel dari Bisnis Indonesia di Jakarta.
Sedangkan dari Malaysia ada empat jurnalis dan dari Thailand ada lima jurnalis yang mengikuti kegiatan ini.
Dari tiga negara, Wartawan Haluan, Yesi menjadi jurnalis yang cukup menguasai dan bisa berbahasa Jepang, sehingga turut mendapat apresiasi dari panitia.
Hari pertama di Tokyo
Panitia JICE, Morioka Midori menyambut hangat kehadiran para peserta.
“Saya merasa berbahagia menyambut kedatangan peserta dari 3 negara. Saya berharap para peserta dapat menikmati rangkaian kegiatan dengan santai,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan 3 misi utama yang wajib dilakukan para peserta.
“Misi pertama penyebarluasan pengalaman menarik, pelajaran yang didapatkan di Jepang melalui saluran jejaring sosial masing-masing peserta,” jelasnya.
Misi kedua, pembuatan action plan yang merujuk pada rencana kegiatan sekembali dari Jepang yang berdampak bagi khalayak luas.
“Sebelum dan sesudah di Jepang. Apa saja kesan yang didapatkan. Apakah ada pemahaman atau pola hidup yang berubah atau tidak,” tuturnya.
Misi ketiga mengisi kuesioner yang juga berisi laporan pelaksanaan kesimpulan maupun foto agar dituangkan dlm kuesioner kedua.
Para jurnalis kemudian mengikuti agenda kunjungan ke beberapa kota penting di Jepang seperti Tokyo dan Hokkaido. Agenda selama delapan hari ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam tentang politik, ekonomi dan budaya Jepang.
Saat sampai di Jepang para jurnalis diberikan orientasi singkat di kantor JICE tentang kegiatan yang akan dijalani. Kemudian kunjungan pertama dimulai dengan mengunjungi Nippon Television Network Corporation. Sore harinya para jurnalis diajak melakukan observasi di Akihabara. Distrik yang dikenal sebagai pusat elektronik dan pop culture di Tokyo. Kemudian dilanjutkan dengan menikmati makan malam martabak ala jepang Okonomi Yaki.
Dari pantauan Haluan, para muda-mudi Jepang memenuhi Kota dengan gaya khas seperto hirojuku hingga kostum anime. Udara yang hampir mendekati 5 derajat celcius tampaknya tidak mengurangi antusiasme para turis untuk berbelanja.
Hari selanjutnya para jurnalis dari 3 negara mendapat pemaparan materi dari Jurnalis Senior di bidang IPTEK yang juga Dirut Bee Media, Mr. Kurasawa Haruo.
Salju di Hokkaido
Hari Kedua para peserta langsung bertolak ke bandara Haneda di Tokyo menuju Hokkaido.
Dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam para peserta sampai di Hokkaido disambut indahnya salju dengan suhu mencapai -4 derajat celcius.
Banyak kegiatan yang dilakukan peserta di Hokkaido. Seperti mendapatkan kunjungan kehormatan dengan pemerintah Hokkaido, mengunjungi beberapa kantor media seperti Koran tertua yaitu Hokkaido Shimbun press, NHK Sapporo Broadcasting Stasion, Fuji’s Women University. Hingga mengikuti upacara minum teh dan bertemu dengan host familly (keluarga angkat).
Pengalaman berkesan menginap di rumah warga Jepang
Salah satu momen berkesan dalam program ini adalah ketika para peserta menginap di rumah warga Jepang selama 3 hari 2 malam.
Pengalaman ini memberikan para jurnalis kesempatan untuk merasakan kehidupan sehari-hari sebagai warga Jepang. Mulai dari berinteraksi dengan tuan rumah dan hewan peliharaannya, menikmati masakan sehari-hari warga Jepang, mengikuti aktivitas mereka hingga memahami budaya Jepang dari perspektif yang lebih dekat.
Beberapa hal berbeda ditemukan awak Haluan selama menginap ini seperti cara makan yang dimulai dengan mengatakan “ittadakimasu” hingga tata cara mandi yang berbeda dengan di Indonesia.
Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antarbangsa tetapi juga memperkaya pemahaman tentang kehidupan sosial dan budaya Jepang secara riil.
Diakhir sesi, para jurnalis diberi kesempatan untuk presentasi pengalaman dan rancangan kedepan dengan turut dihadiri Counsellor KBRI di Japan, Lodya Habsanthiara Mone.
JENESYS merupakan program tahunan yang dirancang untuk membangun jembatan persahabatan antara Jepang dan negara-negara Asia Timur melalui pertukaran budaya, pendidikan, dan pengalaman profesional. Dengan melibatkan berbagai praktisi, atlet, pelajar, mahasiswa, organisasi Islam, serta jurnalis, program ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang lebih terbuka, memahami keberagaman, dan siap berkontribusi dalam hubungan internasional yang lebih harmonis.
Sementara itu, jurnalis dari Bisnis Indonesia Emanuel mengatakan banyak sekali pengalaman yang didapatkan para jurnalis selama mengikuti program ini.
“Pengalaman yang tidak terlupakan seumur hidup kami. Kami melihat kehidupan Jepang secara langsung. Negara dengan teknologi yang maju namun budaya-budaya tradisional yang masih terjaga. Masyarakat Jepang terlihat serius dan fokus tapi dengan tutur kata dan sikap yang tenang dan santun,” tuturnya.
Budaya jalan kaki dan membaca koran juga dibiasakan disini.
“Kami akan bawa cerita baik ini ke Indonesia. Kami berharap suatu hari nanti berkesempatan kembali lagi kesini,” jelasnya. (h/yes)














