HARIANHALUAN. ID – Di tepian Batang Kuranji, di balik SMAN 9 Padang dan Puskesmas Pauh, tepatnya di Jalan Irigasi RT 01/RW 01, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, jejak duka masih terasa kuat. Deru air irigasi yang tak pernah benar-benar tenang menjadi saksi bisu rumah-rumah yang rubuh, dinding yang terbelah, dan keluarga-keluarga yang kini hidup dalam kecemasan. Setiap hujan lebat adalah ketakutan baru. Takut kehilangan lagi, takut tak punya tempat pulang.
Di tengah luka itu, secercah harapan datang. Melalui kolaborasi DPD Indonesian Tour Leader Muslim Association (ITMA) Sumbar dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Padang. Sebanyak 50 paket sembako disalurkan kepada warga terdampak banjir bandang. Bantuan ini berupa bahan pangan harian, perlengkapan mandi (sabun, sikat dan pasta gigi), pembalut wanita, pampers anak, air minum, susu, serta pampers lansia.
Bantuan tersebut merupakan hasil donasi Keluarga Besar ITMA. Sebuah ikhtiar tulus dari hati ke hati. Di wilayah ini, sebagian warga belum banyak menerima uluran. Banyak yang belum memiliki hunian aman dan layak. Aliran irigasi yang deras menyimpan ancaman; bila hujan kembali turun tanpa henti, debit air bisa naik dan merenggut rumah-rumah lain yang tersisa.
Rombongan diterima Lurah Cupak Tangah, Saidul Bahri, SH, didampingi Ketua RT 01. Penyaluran bantuan dipimpin Ketua Umum GOW Kota Padang, Ny. Hj. Srihayati Maigus Nasir didampingi jajaran pengurus GOW Kota Padang: Sekretaris Umum Nova Rianti Melza, Ketua II DR. Fitri Majid, Ketua III, Ketua IV Elly Thritiyanti, Wakil Bendahara Nelvi Nizar, serta Kabid Advokasi Hukum dan HAM Dewi Permata Asri.
Di lokasi ini, beberapa rumah telah rata dengan tanah, sebagian lainnya berdiri dalam kondisi rapuh. Warga menyadari, jika hujan deras kembali turun tanpa henti selama beberapa hari, debit air irigasi yang sangat kuat bisa kembali naik dan menyeret rumah-rumah yang tersisa.
Air mata warga tak tertahan. Ada yang menggenggam paket sembako sambil berulang kali mengucap syukur. Ada yang berbisik lirih, “Kami tidak sendiri.” Di wajah-wajah lelah itu, bantuan ini bukan sekadar barang. Ia adalah pengakuan bahwa mereka masih diingat, bahwa ada tangan-tangan yang bersedia memeluk dari jauh. Dalam kesempatan tersebut, Ny. Hj. Srihayati Maigus Nasir menyampaikan bahwa kehadiran GOW dan ITMA adalah panggilan nurani.
“Di tempat ini kami melihat bukan hanya rumah yang rusak, tetapi hati-hati yang sedang diuji. Semoga bantuan kecil ini menjadi penguat, bahwa masih banyak saudara yang peduli dan mendoakan keselamatan bapak ibu semua,” ujarnya dengan suara bergetar.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi dan kepedulian mampu menghadirkan cahaya di tengah gelapnya ujian. Di tepi Batang Kuranji, di antara air yang deras dan ancaman yang nyata, hari itu warga menerima sesuatu yang jauh lebih berharga dari sembako. Rasa dilihat, didengar, dan tidak ditinggalkan.
Di tempat di mana sungai kerap menguji ketabahan, kolaborasi ini menghadirkan kekuatan: ketika air mengalir begitu deras, kepedulian harus mengalir lebih kuat. Semoga uluran ini menjadi penguat langkah, penenang hati, dan doa yang berbuah keselamatan. (rel).














