Jumat, 26 Desember 2025
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
HARIANHALUAN.ID OPINI

Mahasiswa dalam Culture Shock Digital, Belajar Bahasa Inggris dari TikTok, Bukan dari Buku

Editor: Leni Marlina
Minggu, 21/12/2025 | 19:36 WIB
Oplus_16908288

Oplus_16908288

ShareTweetSendShare

(Oleh: Rias Wita Suryani, M.Pd)

Perubahan cara belajar mahasiswa hari ini muncul sangat jelas di kelas-kelas perguruan tinggi. Banyak dosen masih datang dengan modul yang rapi dan bab berurutan, tetapi para mahasiswa sudah lebih dulu belajar dari TikTok, Reels, atau video singkat yang lewat begitu saja di ponsel mereka. Dalam ruang kuliah, dua budaya belajar itu bertemu dan sering kali saling bertabrakan. Fenomena ini—yang oleh sebagian orang disebut sebagai culture shock digital—tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga terasa di kampus seni seperti ISI Padangpanjang. Kita sedang menyaksikan pergeseran cara belajar yang mungkin tak terhindarkan.
Menurut Data Reportal 2024, lebih dari 70 persen pengguna internet Indonesia yang berusia 18-24 tahun aktif di TikTok. Oleh karena itu, bukan rahasia lagi bahwa video-video pendek itu pada akhirnya menjadi salah satu cara mahasiswa memahami bahasa Inggris, terutama pelafalan dan kosakata. Menurut riset dari Deiktis Journal 2025, meskipun informasi yang sangat informal, sangat mungkin bahwa peningkatan minat belajar bahasa Inggris di antara generasi sosial media Indonesia juga terkait dengan intensitas menonton feed TikTok. Secara umum, temuan semacam itu menunjukkan sejauh mana media sosial memengaruhi cara generasi muda menyerap bahasa asing. Dalam banyak kasus, mereka tidak belajar secara aktif, tetapi pasif.
Kondisi serupa juga diamati di ISI Padangpanjang, sekitar 2.344 mahasiswa S1 dan lebih dari 200 mahasiswa pascasarjana. Kampus ini hidup dengan suasana kreatif sehingga memungkinkan media digital lebih memengaruhi banyak hal. Ini membuat lebih banyak mahasiswa terbiasa membuat konten, melihat tren global, dan mengikuti gaya komunikasi dari kreator internasional. Situasi itu menyebabkan mahasiwa belajar bahasa Inggris sepanjang hari, di luar kelas, bahkan di sela-sela latihan seni. Hal ini menjadi kesempatan baru dan tantangan bagi pengajar.
Masalahnya, kemampuan yang mereka dapatkan dari TikTok sifatnya hanya “kulit luar”. Mahasiswa memang cepat menangkap slang seperti rizz (karisma), lowkey (diam-diam), bet (setuju), slay (hebat), atau no cap (jujur). Tetapi setelah mereka diminta membaca artikel ilmiah, merangkai argumentasi akademik, atau menulis esai dalam bahasa Inggris, banyak yang tersendat. Mereka fasih bergaya ala konten kreator, tetapi mereka tidak akrab dengan struktur bahasa yang dibutuhkan untuk berbicara dan menulis seperti seseorang yang dididik di lingkungan akademik. Dalam banyak kasus, ini berarti perbedaan luar biasa antara daya ukur kemampuan berbicara dengan kemampuan akademik.
Di TikTok, bahasa berkembang dengan kecepatan sulit dikejar oleh buku teks. Ekspresi seperti bruh, lit, simp, atau iykyk (if you know you know) lewat begitu cepat tanpa penjelasan konteks. Banyak kreator yang paling mengutamakan hiburan, bukan ketepatan bahasa dalam video mereka, sehingga mahasiswa mudah salah tafsir. Pastilah kampus selayak ISI Padangpanjang yang sedang bergerak menuju internasionalisasi harus mencermati ini. Bukan hanya bahasa, tetapi juga citra akademik mahasiswa ketika mereka masuk ke dunia profesional.
Larangan tentu saja tidak akan efektif di hadapan fenomena yang sudah menyeruak ini. Maka yang lebih masuk akal adalah menjadikannya bahan bakar pembelajaran. Dosen juga bisa memanfaatkan budaya digital mahasiswa-mahasiswinya, misalnya dengan membuat tugas berbasis proyek, micro-learning, atau menganalisis konten yang biasa mereka tonton. Atau malah, mahasiswa diarahkan untuk membuat video berbahasa Inggris yang benar secara tata bahasa, bukannya yang sedang tren. Dengan begitu, cara-cara seperti ini bisa menjembatani dunia akademik dan dunia sosial mahasiswa.
Namun, di sisi lain, kampus perlu menanamkan literasi digital yang kuat. Para mahasiswa penting memahami bahwa setiap bahasa memiliki ranah penggunaan yang berbeda, dan tidak semua slang cocok digunakan di situasi akademik. Mereka perlu untuk mulai memeriksa kebenaran sejarah, dan mungkin, bahkan kebenaran ilmiah. Kemampuan memilah ini penting bagi masa depan mereka, terutama di industri kreatif dan seni yang kini semakin global. Bagi generasi yang bekerja pada akhir tahun 2050, bahasa Inggris bukan lagi gaya hidup, tetapi alat kerja.
Karena itu, dunia pendidikan tidak perlu mematikan peran TikTok dalam proses belajar. Platform tersebut bisa menjadi pintu yang membuat mahasiswa tertarik, namun fondasinya tetap harus dibangun di ruang kelas. Kombinasi antara buku dan algoritma, antara pedagogi tradisional dan budaya digital, dapat menghasilkan pola belajar yang lebih seimbang. Jika perguruan tinggi telah belajar bagaimana menangani, culture shock bisa berubah menjadi culture shift yang lebih terorganisir. Sebagai hasil, mahasiswa akan lebih siap menghadapi dunia yang menuntut keterampilan bahasa di berbagai level—baik informal, formal, maupun profesional. (*)

Tags: Culture Shock Digital
ShareTweetSendShare

BacaJuga

Lima Prioritas Pemulihan Bencana Sumbar untuk Perputaran Roda Ekonomi di Daerah

Lima Prioritas Pemulihan Bencana Sumbar untuk Perputaran Roda Ekonomi di Daerah

Kamis, 25/12/2025 | 09:02 WIB
Membangun Anak Tangguh di Tengah Bencana

Membangun Anak Tangguh di Tengah Bencana

Rabu, 24/12/2025 | 15:32 WIB
PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PEMBELAJARAN MODERN

PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PEMBELAJARAN MODERN

Selasa, 23/12/2025 | 16:07 WIB
Medi Iswandi

Strategi Menghadapi Ancaman Multi-Bencana

Selasa, 23/12/2025 | 08:52 WIB
Kita Dikepung Masalah

Kita Dikepung Masalah

Senin, 22/12/2025 | 22:10 WIB
Seruan Taubat Ekologis di Balik Galodo Sumatera

Seruan Taubat Ekologis di Balik Galodo Sumatera

Senin, 22/12/2025 | 09:55 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANOPINI

Lima Prioritas Pemulihan Bencana Sumbar untuk Perputaran Roda Ekonomi di Daerah
OPINI

Lima Prioritas Pemulihan Bencana Sumbar untuk Perputaran Roda Ekonomi di Daerah

Kamis, 25/12/2025 | 09:02 WIB

SelengkapnyaDetails
Membangun Anak Tangguh di Tengah Bencana

Membangun Anak Tangguh di Tengah Bencana

Rabu, 24/12/2025 | 15:32 WIB
PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PEMBELAJARAN MODERN

PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE DALAM PEMBELAJARAN MODERN

Selasa, 23/12/2025 | 16:07 WIB
Medi Iswandi

Strategi Menghadapi Ancaman Multi-Bencana

Selasa, 23/12/2025 | 08:52 WIB
Kita Dikepung Masalah

Kita Dikepung Masalah

Senin, 22/12/2025 | 22:10 WIB

HALUANTERPOPULER

  • Tingkat Kemiskinan Sumbar Berada  di Angka 5,42 Persen

    Kabar Gembira untuk Karyawan… Upah Minimum Provinsi Sumbar Tahun 2026 Ditetapkan Rp3.182.955

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Serahkan Cindera Mata kepada Bupati Yulianto, Penantian Panjang 2.695 Honorer Pasbar Berujung Bahagia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanjung Raya Kembali Diterjang Galodo, Sungai Muaro Pisang Meluap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut Tahun Baru 2026, Kapolres Pessel Ajak Warga Jauhi Pelanggaran Kamtibmas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beredar Video Organ Tunggal di Tengah Duka Bencana Agam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  [email protected]

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • Terpantau awan mendung datang dari arah By Pass pada Kamis (25/12). Kondisi ini berpotensi menimbulkan perubahan cuaca. Diharapkan masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya hujan dan dampak bencana alam yang dapat menyertainya, serta selalu memperhatikan informasi cuaca terkini.

🎥 : @putrimeriyantipertiwi
  • PASAMAN,HARIANHALUAN.ID — Informasi yang beredar di media sosial terkait penerimaan dua orang tenaga satuan pengamanan (security) yang mengatasnamakan Kejaksaan Negeri Pasaman dipastikan tidak benar alias hoaks. Pihak Kejaksaan Negeri Pasaman menegaskan bahwa pengumuman tersebut bukan berasal dari sumber resmi institusi.

Dalam selebaran yang beredar luas tersebut, disebutkan adanya rekrutmen tenaga security dengan pengiriman lamaran melalui aplikasi WhatsApp ke nomor pribadi. Informasi itu juga mencantumkan persyaratan serta jadwal pendaftaran tertentu. Namun setelah dilakukan penelusuran, pengumuman tersebut tidak dikeluarkan secara resmi oleh Kejaksaan Negeri Pasaman.

Pihak Kejaksaan menegaskan bahwa setiap penerimaan pegawai atau tenaga pendukung di lingkungan kejaksaan selalu dilakukan melalui mekanisme dan saluran resmi, baik melalui pengumuman tertulis, website resmi, maupun akun media sosial resmi instansi.

Selengkapnya di link https://www.harianhaluan.id/baca/148480/pengumuman-rekrutmen-security-mengatasnamakan-kejaksaan-negeri-pasaman-dipastikan-hoaks/

Follow Us

  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

HarianHaluan.id © 2025.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © 2025.