Menurut Gatot, tampil sebagai peserta tamu selama ini selalu menjadi tantangan berat bagi Indonesia. Sejak SEA Games Singapura 1993, Indonesia tidak pernah lagi membawa pulang lebih dari 88 emas, bahkan pada SEA Games Kamboja sebelumnya hanya mampu mendekati dengan 87 emas.
“Jika selama ini kita hanya bermimpi kapan kembali ke masa kejayaan, inilah saatnya. Kita sudah berhasil lepas dari mimpi buruk selama 32 tahun terakhir saat menjadi peserta tamu SEA Games,” ujar Gatot.
Ia berharap capaian ini menjadi pemantik semangat para atlet ketika kembali ke pemusatan latihan nasional. Fokus selanjutnya adalah persiapan menuju Asian Games 2026 dan Olimpiade 2028 yang membutuhkan perencanaan matang dan evaluasi menyeluruh.
Gatot menekankan pentingnya memetakan cabang olahraga unggulan di level Asia, mengingat waktu persiapan menuju Asian Games relatif singkat. Evaluasi hasil SEA Games Thailand dinilai krusial agar Indonesia mampu kembali mencetak sejarah di ajang yang lebih tinggi.
Pandangan senada disampaikan Noviantika Nasution, Ketua Umum PB Perbasi periode 2006–2010. Ia menilai prestasi SEA Games 2025 menjadi pengobat rindu atas sejarah kejayaan Indonesia di Asia Tenggara.
“Sudah lama kita tidak mendengarkan Indonesia Raya dikumandangkan sebanyak ini. Hasil 91 emas menjadi penyejuk hati dan modal kepercayaan diri untuk kembali berbicara banyak di Asian Games 2026,” ujar Noviantika. Indonesia menutup SEA Games 2025 dengan total 333 medali, terdiri dari 91 emas, 112 perak, dan 130 perunggu, sebuah pencapaian yang menegaskan kebangkitan prestasi olahraga nasional di kancah regional. (*)














