Dari pemeriksaan kesehatan, dr. Mayfani mengungkapkan sebagian besar keluhan yang dialami pengungsi berkaitan dengan kondisi pascabencana.
“Kebanyakan saat ini adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan sakit lambung atau maag. Ini karena pola makan yang tidak teratur di pengungsian, ada juga warga yang memiliki penyakit kronis seperti hipertensi,” katanya.
Sementara itu, dokter Spesialis Bedah Subspesialis Bedah Digestif, dr. Siusanto H, Sp.B, Subsp.BD, menekankan pentingnya langkah pencegahan agar kondisi kesehatan pengungsi tidak semakin memburuk.
“Kami tidak hanya melakukan pengobatan, tetapi juga pencegahan. Tim melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat, menyediakan filter air agar air yang digunakan kembali jernih dan aman,” ungkap dr. Siusanto.
Selain itu, tim juga melakukan upaya sterilisasi lingkungan di area pengungsian.
“Kami menyiapkan kompresor untuk disinfeksi lingkungan, sehingga sisa material pascabencana tidak menimbulkan sumber penyakit,” tambahnya.
Dalam kegiatan kemanusiaan ini, Fakultas Kesehatan Universitas Ciputra menerjunkan sekitar 10 orang tenaga medis dan relawan kesehatan.
“Kami membawa 10 tim dan akan bertahan hingga akhir tahun untuk memastikan kondisi kesehatan pengungsi tetap terpantau,” tutup dr. Siusanto. (*)














