PADANG, HARIANHALUAN.ID — Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumatera Barat) resmi ditetapkan sebagai salah satu perguruan tinggi pelaksana Program Tanggap Darurat Bencana oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang).
Penetapan tersebut menempatkan UM Sumatera Barat sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendukung percepatan pemulihan awal di sejumlah wilayah terdampak banjir di Sumatra Barat. Kepercayaan ini diberikan menyusul dampak bencana yang meluas, tidak hanya terhadap masyarakat umum, tetapi juga terhadap puluhan perguruan tinggi dan ribuan sivitas akademika di beberapa provinsi, termasuk Sumatra Barat.
Melalui Program Tanggap Darurat Bencana, Kemdiktisaintek menggerakkan perguruan tinggi untuk terlibat langsung dalam penanganan pascabencana, mulai dari dukungan akademik, pendampingan psikososial, hingga bantuan teknis berbasis keilmuan.
Rektor UM Sumatera Barat, Dr. Riki Saputra, M.A., menyampaikan bahwa penunjukan tersebut merupakan bentuk kepercayaan sekaligus tanggung jawab besar bagi institusi pendidikan tinggi. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran strategis tidak hanya dalam pendidikan dan riset, tetapi juga dalam pengabdian nyata kepada masyarakat.
“Penunjukan ini adalah kehormatan sekaligus amanah. UM Sumatera Barat siap hadir membantu masyarakat terdampak bencana melalui pendekatan ilmiah, empati, dan nilai-nilai kemanusiaan. Kampus harus menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat,” ujarnya.
Melalui hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat, UM Sumatera Barat menerjunkan dosen dan mahasiswa ke berbagai titik terdampak banjir, diantaranya Kecamatan Nanggalo di Kota Padang dan Jerong Sakayan Paku di Kabupaten Padang Pariaman. Tim bertugas melakukan asesmen kebutuhan warga, pendampingan psikososial, edukasi kesiapsiagaan bencana, serta mendukung pemulihan aktivitas pembelajaran anak-anak.
Ketua Tim PKM UM Sumatera Barat, Fadil Maiseptian, S.Sos.I., M.Pd., menjelaskan bahwa hibah tersebut diarahkan pada program tanggap darurat yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kegiatan tidak hanya berfokus pada bantuan jangka pendek, tetapi juga pada pemulihan psikososial dan penguatan ketahanan komunitas.














