Asri melanjutkan, proses perjalanan panjang selama 112 tahun bagi PT Semen Padang telah membawa pengalaman yang luar biasa bagi perusahaan ini dalam menjaga kualitas produknya, sehingga benar-benar bernilai bagi konsumennya. Hal itu ditegaskan perusahaan melalui motto, Jaminan Mutu dan Kekuatan.
“Mutu itu bukan hanya sekadar janji bagi PT Semen Padang. Hal itu tentu telah dibuktikan dengan kokohnya berbagai bangunan mahakarya dan landmark yang dibangun menggunakan produk PT Semen Padang,” ujar alumni ITB tersebut.
Ia mencontohkan, berbagai mahakarya yang dibangun menggunakan produk PT Semen Padang, di antaranya Monumen Nasional (Monas) yang menjadi kebanggaan bangsa ini, Gedung MPR/DPR, Jembatan Semanggi, bangunan Bursa Efek Indonesia, menara Jamsostek, dan puluhan gedung pencakar langit lainnya di kawasan Pusat Bisnis Sudirman (SCBD) Jakarta, Hotel Indonesia di Jakarta, dan gedung-gedung pabrik dan perkantoran milik Semen Gresik.
Selain itu, juga ada bangunan monumental PLTA Sigura-gura di Sumut, PLTA Batang Agam di Kota Padang Panjang, Sumbar, Fly Over Kelok Sembilan, Masjid Raya Sumbar, Monumen Tsunami Aceh, dan Bandara Kualanamu, Sumut.
Bahkan, katanya, semen produksi Indarung itu juga telah ikut memperkokoh sejumlah bangunan penting di Singapura, seperti World Trade Center, puluhan bangunan, irigasi dan dermaga di Banglades. Bahkan, sampai Jerman dan Amerika yang separuh lingkaran bumi jaraknya dari Indarung.
“Dari peran sejarahnya selama satu abad, Semen Padang bukanlah sekadar pabrik semen biasa. Pabrik ini merupakan bagian dari sejarah modernisasi di Sumatra Barat bahkan Indonesia. Dan, sebagai entitas bisnis atau industri, PT Semen Padang pun sangat unik karena merupakan satu-satunya industri di Indonesia yang mencapai usia panjang dan tidak pernah terputus sejak mulai berproduksi hingga saat ini,” kata Asri.














