Kegiatan ini didukung juga oleh para ninik mamak, bundo kanduang, cadiak pandai, alim ulama, serta masyarakat sekitar bahu-membahu menyukseskan kegiatan ‘Malamang Sakampung’.
“Kegiatan ini dimulai pada Tahun 2016 dan sempat terhenti akibat pandemi yang melarang kegiatan berkerumun. Ide ini lahir untuk mempererat silaturahmi,” katanya.
Ia mengatakan, di tengah perkembangan zaman banyak anak muda yang lupa dengan budayanya dan malah banyak yang terlibat kegiatan yang jauh dari norma di Minangkabau.
“Padahal kawasan Banda Luruih ini dahulunya banyak melahirkan ulama, jadi disiasati oleh pemuda setempat untuk mengadakan kegiatan memasak lemang ini. Awalnya belum ada peran Pemerintah Kota Padang, hanya swadaya, infak dan sedekah masyarakat,” ujarnya.
Pada 2017, yakni kegiatan kedua, masyarakat mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata Kota Padang membantu dalam mengagendakannya. Pada 2022 ini kegiatan memasak lemang ini juga dibantu oleh dana pokir salah satu dari anggota DPR.
“Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi contoh oleh masyarakat Kota Padang untuk menjaga dan melestarikan tradisi memasak lemang ini. Kami harapkan nantinya kegiatan ini dijadikan agenda iven pariwistaa tahunan nasional oleh Dinas Pariwisata,” katanya.














