PADANG, HARIANHALUAN.ID — Dinas Kehutanan Sumatera Barat mulai mengantisipasi potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring dengan naiknya suhu dalam beberapa waktu terakhir. Ditambah dengan ancaman pemanasan suhu muka laut atau fenomena El Nino di Samudera Pasifik bagian tengah.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi mengatakan telah mengambil langkah-langkah antisipasi sebelum masuk musim el nino. Baik itu persiapan oleh Dinas Kehutanan dan UPTD KPHL/P, seperti patroli dan supervisi pengendalian karhutla sekaligus sosialisasi personal di aparat nagari.
Sejumlah langkah lainnya yakni supervisi dan kesiapsiagaan sarpras dalkarhutlah melalui pengecekan dan uji coba sarpras karhutla ke Brigade Dalkarhutla di UPTD KPHL/P. Begitupun terkait pemasangan spanduk-spanduk dan pembagian leaflet tentang ancaman dan kesiapsiagaan Dalkarhutlah, juga tidak luput dari upaya Dishut dalam melakukan antisipasi potensi karhutla.
Selain itu, Dishut juga mempedomani Sistem Informasi Deteksi Dini Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang Berbasis Aplikasi dan Web (SiPongi) dalam mengantisipasi kejadian di daerah itu. “Kita pantau aplikasi SiPongi setiap hari. Jika ada titik panas, langsung di koordinasikan dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) setempat,” kata Yozarwardi
Ia mengatakan Sipongi yang dikembangkan Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, memang menjadi rujukan utama informasi Karhutla di Indonesia. Informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hotspot/titik panas, serta menjadi sumber informasi paling valid untuk ditindaklanjuti.
Yozarwardi mengatakan titik panas (hotspot) berbeda dengan titik api (firespot) karena itu perlu turun langsung ke lapangan untuk memastikan kondisinya. “Alurnya, jika kita memantau ada titik panas di SiPongi, koordinasi dengan KPH terdekat untuk memastikan. Jika benar ada karhutla maka Brigade Dalkarhutla di KPH turun untuk memadamkan,” katanya.
Berdasarkan prediksi BMKG, ia menambahkan Sumbar termasuk daerah yang terimbas fenomena el nino yang menyebabkan kekeringan sehingga rawan karhutla. Pihaknya sudah mengingatkan peningkatan kewaspadaan bagi semua personel hingga ke daerah. Termasuk juga berkoordinasi dengan masyarakat peduli api di daerah untuk memantau titik api serta mensosialisasikan pentingnya kewaspadaan pada masyarakat.
Ia menjelaskan ada beberapa lokasi rawan karhutla, antara lain Kabupaten Pesisir Selatan, Agam, Dharmasraya, Sijunjung, Pasaman Barat, dan Kabupaten Limapuluh Kota. Dishut Sumbar tetap mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan kegiatan yang menyebabkan terjadi karhutla. (hmg)














