PADANG, HARIANHALUAN.ID — Anggota Komisi II DPRD Sumbar, Nurkholis Dt Bijo Dirajo, menilai, memasuki tahun-tahun terakhir kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy, pelaksanaan Program Unggulan (Progul) bidang pertanian masih jauh dari harapan.
Nurkholis menyebut, meskipun saat ini Nilai Tukar Petani (NTP) Sumbar sudah berada di angka diatas 100, namun data itu belum mencerminkan kondisi real kesejahteraan petani Sumbar di lapangan. Sehingga Progul bidang pertanian Gubernur dan Wakil Gubernur, perlu dievaluasi secara menyeluruh.
“Jika mengacu kepada data, NTP pertanian Sumbar saat ini sudah di atas 100, namun saya menilai NTP Sumbar, khususnya NTP tanaman pangan, mungkin masih berada di bawah angka 100. Sementara angka NTP yang berada di atas 100 itu, paling banyak disuplai NTP perkebunan,” ujarnya kepada Haluan Senin (12/6).
Masih belum berhasilnya program Pemprov dalam upaya menyejahterakan petani tanaman pangan Sumbar saat ini , kata Nurkholis, salah satu penyebabnya adalah kurang tepat sasarannya program serta kebijakan bidang pertanian yang dijalankan pemerintah.
Ia menjelaskan, strategi pengembangan pertanian yang kurang tepat itu, misalnya program pembangunan embung irigasi pertanian di beberapa daerah yang terkesan dipaksakan dan tidak benar-benar dibutuhkan petani setempat. “Bahkan ada sebagian embung yang tidak berfungsi. Sementara dana yang dikucurkan untuk pembangunannya sudah sekian miliar,” ucapnya.
Nurkholis menerangkan, membangun embung untuk mencukupi suplai air irigasi di rata-rata persawahan Sumbar yang kebanyakan terletak di pinggiran sungai. Sejatinya bukanlah solusi tunggal. Apalagi, sistem pengeboran air tanah, sistem irigasi air dalam, sistem irigasi air permukaan dan lain sebagainya yang notabene berbiaya lebih murah, masih bisa dilakukan.














