PADANG, HARIANHALUAN.ID — Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sumbar mencatat, Koperasi pertanian atau KUD di seluruh Sumbar berjumlah 192 unit. Dari jumlah itu, koperasi yang masih tetap eksis aktif hanya berjumlah 64 unit. Sementara sisanya, mati suri lantaran didera berbagai persoalan.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Endrizal menyebut, hampir seluruh KUD di Sumbar, masih terbilang lemah dalam segi pengelolaan. Bahkan tidak jarang, hidup mati koperasi sangat bergantung kepada aneka bantuan yang dikucurkan pemerintah.
“Kelemahan kita saat ini rata-rata KUD masih dadakan, masih banyak dari mereka yang ketergantungan dana bantuan Pokir. Kondisi ini tentu sangat jauh dari tujuan dan cita-cita koperasi yang sebenarnya,” ujarnya kepada Haluan Rabu (14/6) kemarin.
Ia melanjutkan, terhambatnya perkembangan sebagian besar koperasi pertanian maupun Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sumbar, juga dipicu oleh rendahnya kualitas proffesionalisme pengelolaan koperasi oleh pengurus.
Akibatnya, sebagian besar KUD mati suri. Sementara rata-rata KSP lainnya bahkan diketahui mengalami kondisi gagal bayar lantaran kurang maksimalnya upaya penagihan pinjaman yang dilakukan pengurus kepada masyarakat atau peminjam.
“Kedepannya pengawasan dan pembinaan bersama Dinas Koperasi Kabupaten Kota, akan kita tingkatkan. Termasuk dalam hal penagihan, jangan sampai yang menagih orangnya itu itu saja sehingga anggota tidak lagi segan untuk tidak membayar pinjaman,” ucapnya.
Selain meningkatkan peran pengawasan Dinas Koperasi daerah, kata Endrizal, pihaknya akan mendorong peningkatan kualitas pengelolaan bagi koperasi-koperasi yang baru berdiri. Dalam artian, pendirian koperasi baru mesti sesuai kebutuhan, kondisi serta potensi daerah
“Kita juga mendorong transformasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) menjadi koperasi usaha. Tujuannya agar koperasi bisa lebih bermanfaat bagi para anggota dan masyarakat,” tambahnya.
Ia membeberkan, Diskop UMKM Sumbar saat ini juga tengah menggencarkan berbagai program pelatihan peningkatan kualitas pengelolaan koperasi pertanian. Program itu pun bertujuan menjadikan KUD sebagai aktor distribusi produk olahan pertanian yang ada di daerah.
Selain itu, pihaknya juga tengah berupaya mengembangkan pasar pasar produk pertanian olahan lokal potensial Sumbar ke negara tetangga seperti Malaysia, Kamboja hingga Timur Tengah.
“Kita juga telah kerjasama dengan PT Pos Indonesia. setiap aktivitas ekspor produk pertanian Sumbar ke luar daerah maupun luar negeri, diberikan diskon 50 persen biaya pengangkutan via pesawat,” jelasnya.
Melalui kerjasama itu, dirinya berharap ongkos pengiriman komoditas ekspor bisa dipangkas sehingga bisa memicu pertumbuhan aktivitas ekspor komoditas Sumbar ke luar daerah maupun luar negeri. (h/fzi)














