Ke depan, katanya, pertanian organik lebih menjanjikan untuk kesejahteraan petani karena dari tahun ke tahun kuota pupuk bersubsidi semakin terbatas, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan petani, sementara pupuk nonsubsidi harganya relatif mahal. “Oleh karena itu, kami mengajak para petani untuk mulai menggunakan sistem organik,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Amor, Harisman mengatakan, pihaknya fokus mengoptimalkan sistem pertanian organik, karena dinilai lebih ramah lingkungan. Ia menyebut, berdasarkan pengalamannya, kawasan sawah seluas tiga hektare dengan sistem organik bisa menghasilkan panen hingga 7,6 ton. Hal itu lebih baik dari sistem anorganik.
Ke depan ia berharap dukungan dari pemerintah daerah melalui berbagai program terus hadir, agar sistem pertanian organik semakin berkembang di Sumbar dan semakin banyak diikuti oleh para petani. (h/dan)














